pertanian

pertanian
selamat bekerja

Minggu, 07 Oktober 2012

Abraham Lincoln



Abraham Lincoln
(12 Februari 1809 – 15 April 1865)

"Karakter seperti sebuah pohon, dan reputasi seperti bayangannya. Kita sering memikirkan bayangannya, padahal yang utama adalah pohonnya." - Abraham Lincoln

Pengantar: Riwayat Singkat
(1)Adalah Presiden Amerika Serikat yang ke-16, menjabat sejak 4 Maret 1861, menjadi presiden di saat Amerika menghadapi saat-saat genting perang saudara.
Presiden Lincoln dikenal sebagai pencetus Proklamasi Pembebasan yang menyataan bahwa semua budak belian di Amerika, baik selatan maupun utara, akan bebas mulai dari 1 Januari 1863. Abraham Lincoln juga dikenal sebagai Abe Lincoln dan menggunakan nama julukan (nicknamed) Honest Abe, Rail Splitter, dan Great Emancipator. Sebelum menjabat menjadi Presiden, ia juga menjadi wakil presiden pertama dari Partai Republik.
Masa kecilnya Abraham Lincoln dilahirkan di sebuah gubuk kecil di Kentuckypada 12 Februari 1809. Orang tuanya miskin dan tidak berpendidikan. Lincoln sendiri hanya mengecap pendidikan selama kira-kira setahun, tetapi dalam waktu singkat itu ia dapat membaca, menulis dan berhitung. Ketika ia beranjak dewasa ia berusaha keras untuk menambah pengetahuannya. Ia menggunakan sebaik-baiknya semua buku yang dapat dibacanya, akhirnya ia berhasil menjadi seorang ahli hukum pada usia 28 tahun.
Ketika masih muda, Abraham Lincoln bekerja dalam berbagai bidang. Ia pernah bekerja sebagai pembelah kayu pagar, menjadi tentara, menjadi kelasi di kapal-kapal sungai, juru tulis, mengurus kedai, kepala kantor pos, dan menjadi pengacara. Ia giat membela hak-hak para budak Afrika. Orang-orang yang tidak setuju dengan rencananya untuk memberikan kebebasan kepada budak-budak, membentuk Persatuan Selatan dan sebuah pasukan untuk berperang melawan pasukan Utara Lincoln pada Perang Utara-Selatan. Pasukannya memenangkan peperangan itu.
Langkah pertamanya memasuki lapangan politik terjadi pada 1832 pada saat ia berusia 23 tahun. Ketika itu ia berusaha untuk dipilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah negara bagian Illinois, di bagian barat-tengah Amerika. Namun ia kalah pada saat pemilihan, dua tahun kemudan ia berusaha kembali dan menang. Setelah itu ia kembali dipilih selama tiga kali berturut-turut setelahnya.
Pada tahun 1847, saat ia berusia 38 tahun, ia terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Amerika. Abraham Lincoln menjadi terkenal di seluruh negara sebagai orang politik, akibat perdebatannya dengan seorang lawan Stephen A. Douglas dalam kampanye pemilihan Senator Amerika pada tahun1858. Sekalipun ia kalah dalam pemilihan senator, partai Republik memilihnya menjadi calon presiden dalam pemilihan pada tahun 1860. Saat itu Amerika Serikat telah hampir terpecah belah akibat masalah perbudakan.
Pada 6 November 1860, Lincoln dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat yang ke-16 dan sebulan kemudian, perang saudara Amerika antara negara-negara bagian di Utara dan negara-negara bagian di Selatan pecah. Walaupun ia membenci perang, Presiden Lincoln menerimanya sebagai satu-satunya jalan untuk menyelamatkan persatuan negara. Pada pertengahan perang saudara, Presiden Abraham Lincoln mengeluarkan Proklamasi Pembebasan yang mengubah hajat hidup orang banyak di Amerika. Proklamasi itu menyatakan bahwa semua budak belian di negara-negara bagian ataupun daerah-daerah negara-negara bagian yang melawan Amerika Serikat akan bebas mulai 1 Januari 1863. Proklamasi itu mencetuskan semangat semua orang yang memperjuangkan kebebasan, dan menjad pendorong ke arah penghapusan perbudakan di seluruh Amerika Serikat.
Presiden Abraham Lincoln dipilih kembali pada 1864, ditengah-tengah kemenangan-kemenangan militer Amerika Serikat yang menuju berakhirnya Perang Saudara. Dalam merencanakan perdamaian Presiden Abraham Lincoln bersifat fleksibel dan bermurah hati. Ia mengajak orang-orang selatan yang memberontak supaya meletakkan senjata dan kembali ke pangkuan Amerika Serikat. Semangat yang menjadi pedomannya jelas serupa dengan semangat pidato pelantikannya yang kedua. Kalimat ini kini terukir di salah satu dinding tugu peringatan Lincoln (Lincoln Memorial) di Washington DC yang berbunyi :
“Dengan keteguhan hati dan kebenaran yang sesuai dengan titah Allah, marilah kita berusaha untuk menyelesaikan tugas kita sekarang, yaitu menyembuhkan luka-luka bangsa”.
Presiden Lincoln tertembak di teater Ford, Washington, AS, pada 14 April1865 dan meninggal keesokan harinya pada tanggal 15 April 1865 pada usia 56 tahun. Pembunuhnya, John Wilkes Booth adalah seorang pemain sandiwara yang memiliki gangguan jiwa, ia juga salah seorang pendukung Konfederasi yang menentang diserahkannya tentara Konfederasi kepada pemerintah setelah berakhirnya perang saudara. Presiden Lincoln dimakamkan diSpringfield, AS dan dikenang oleh Amerika dan dunia sebagai pejuang demokrasi karena jasa-jasanya.
(Diambil dari Wikipedia Indonesia).

PengantarTerdapat beberapa definisi mengenai kepemimpinan, diantaranya pemikiran menurut Fred E. Fidler, sebagai berikut[2]:
Kepemimpinan adalah aktivitas para pemegang kekuasaan dan pembuat keputusan.
Kepemimpinan adalah langkah pertama yang hasilnya berupa pola interaksi kelompok yang konsisten dan bertujuan menyelesaikan problem-problem yang saling berkaitan.
Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan tujuan.
Dari batasan diatas, para ahli manajemen berpendapat bahwa kepemimpinan adalah suatu konsep manajemen didalam organisasi memiliki kedudukan yang sangat strategis dan sangat diperlukan dalam kehidupan kelompok. Kepemimpinan mutlak diperlukan dimana terjadi interaksi kerjasama antara dua orang atau lebih dalam organisasi. Kepemimpinan sebagai konsep manajemen dikemukakan oleh Ralph M. Stogdill, kepemimpinan adalah [3]:
· Suatu seni untuk menciptakan kesesuain paham.
Setiap pemimpin harus mampu membuat bawahan mencapai hasil yang ditetapkan.
· Suatu bentuk persuasi dan inspirasi.
Kepemimpinan harus mampu mempengaruhi orang lain bukan melalui paksaan tetapi dengan himbauan/persuasi.
· Suatu kepribadian yang memiliki pengaruh.
Watak yang dimiliki pemimpin harus menunjukan keunggulan sehingga menyebabkan memiliki pengaruh.
· Tindakan dan perilaku.
Serangkaian perilaku yang mengarahkan kepada kegiatan bersama. Kegiatan tersebut dapat memperhatikan kebutuhan bawahan, kerjasama dll.
Titik sentral proses kegiatan suatu kelompok.
Pemimipn dilahirkan diharapkan merupakan lahirnya gagasan baru, yang mendorong lahirnya suatu perubahan.
· Hubungan kekuasaan/kekuatan.
Kepemimpinan merupakan suatu bentuk hubungan sekelompok orang, mencerminkan sekelompok orang berperilaku akibat kekuasaan pemimpin.
· Sarana pencapaian tujuan.
Pemimpin memiliki bentuk tujuan (visi) sehingga memiliki kekuatan untuk mendorong, memotivasi organisasi kearah tujuan tersebut.
· Suatu hasil interaksi.
Kepemimpinan sebagai proses sosial, hubungan antar pribadi dimana berbagai pihak melakukan penyesuaian.
· Peranan yang dipolakan.

Dalam suatu organisasi anggota memiliki peranan berbeda, dan masing-masing memiliki sumabngan yang berbeda. Pemimpin memiliki peran yang paling besar dalam suatu organisasi.
Berdasarkan jabaran diatas maka kepemimpinan akan terjadi apabila dalam situasi tertentu seorang mempengaruhi perilaku orang lainbaik secara perorangan ataupun kelompok.
Ketika saya membaca sebuah artikel diharian Kompas Minggu 25 Mei 2008, mengenai cukilan buku oleh Julius Poer dengan judul asli: “American Generalship, Character is Everthing: The Art of Command”, yang ditulis oleh Dr. Edgar F. Puryear Jr. Didalam buku itu dikaji mengenai kepemimpinan dari beberapa Jendral AS yang termasyur yaitu diantaranya: George Marshall, Douglass McArthur, Dwight Eisenhower dan George McClellan.
Jika melihat kisah seorang George McClellan, ia merupakan lulusan terbaik Akademi Militer AS tahun 1846, dan ditunjuk menjadi dosen di West Point. Ia ditugaskan selama enam bulan meninjau daratan Eropa untuk mengkaji sistem pertahanan setempat. Kembali ke negaranya, dia memborong lebih dari 200 buku ilmu perang dan pengamatannya selama tugas dia tuangkan dalam sebuah laporan panjang, kritis, dan sangat mengagumkan. Dalam waktu singkat, McClellan berhasil memesona pucuk pimpinan militer sekaligus meraih predikat pakar ilmu perang serta dicalonkan untuk menjabat posisi panglima.
Ketika Amerika Serikat dilanda perang saudara, semua orang menyambut gembira ketika Presiden Abraham Lincoln mengangkat McClellan menjadi mayor jenderal sambil menetapkannya sebagai panglima pertahanan ibu kota.
Prestasinya dilapangan sangat mengecewakan, dimana pasukan Konfederasi berhasil menjebol pertahanannya dan malah sempat membakar Gedung Putih yang saat itu sedang dibangun. Kegagalan McClellan memicu pertanyaan, bagaimana mungkin sosok yang begitu memesona publik, dengan penampilan meyakinkan berikut pemikiran cemerlang, harus kalah?
Sebagai pengamat militer, dia sangat mengagumkan, tetapi selaku komandan lapangan, ternyata gagal,” begitu tulis Dr Edgar Puryear dalam buku American Generalship dengan sub-judul ”Character is Everything: The Art of Command”.
Mengapa prestasi lapangan McClellan mengecewakan? ”Sebab tidak punya karakter,” ujar Edgar Puryear, lain halnya denga ketiga Jendral yang sukses dalam menentukan kemenangan Amerika Serikat terhadap Jepang pada Perang Dunia II. Ia menyimpulkan untuk melahirkan seorang panglima diperlukan keberanian mengambil keputusan dan memiliki karakter.
Kejujuran Dan Integritas Adalah Bentuk Pemimpin Terbaik
Sosok Abraham Lincoln dikenal sebagai seorang yang memiliki kesederhanaan dan kejujuran. Berasal dari keluarga miskin yang sangat sederhana, dan memulai karir politiknya dengan berbagai kekalahan dalam berbagai pemilihan, yang akhirnya berhasil dengan cemerlang. Ia sebagai Presiden memberikan pernyataan bahwa pemerintah bertanggung jawab melakukan sesuatu bagi rakyat, dimana rakyat tidak bisa melakukannya. Pemikirannya banyak berisikan Tema yang luar biasa, yang banyak ditemukan dalam berbagai surat-suratnya, tulisannya, ceramahnya maupun pidatonya. Tema-tema yang ada banyak memberikan cerminan pemikiran dan sikapnya, yang sangat menjunjung tinggi nilai demokrasi, hak asasi manusia, kejujuran, kesederhanaan, persatuan, kesungguhan, dll.
Terdapat beberapa Tema yang diungkapkan Abraham Lincoln melalui berbagai surat, ceramah, pidato ataupun makalah, dan penulis mengutibnya sebagian kecil untuk mengambil nilai-nilai keteladanan dalam kepemimpinannya[4].
Dalam suatu catatan dalam ceramah hukum tanggal 1 Juli 1850, ia memberikan pernyataan “Bertekadlah Untuk Jujur”. Tema ini disampaikan dalam ceramah mengenai proses peradilan. Ia memberikan beberapa pernyataan kepada pengacara-pengacara yang intinya adalah himbauan untuk berlaku jujur dalam setiap proses peradilan.
“……….Para pemuda yang memilih bidang hukum sebagai panggilan, bertekadlah untuk jujur dalam keadaan apapun. Apabila menurut anda tidak bisa menjadi pengacara jujur, pilihlah pekerjaan lain…”
Terdapat suatu tema yang sangat memberikan contoh pemikiran religius, misalnya surat Abraham Lincoln kepada Williamson Durley, 3 Oktober 1845. Pernyataan “Dari Buahnya Pohon Akan Dikenali”, mengenai perlakuan terhadap perbudakan di Amerika saat itu. Ia mengirimkan surat kepada sahabatnya untuk tetap mendukung perbuatan baik kepada sesama dengan memilih Henry Clay (salah satu calon presiden penentang perbudakan), untuk menghasilkan sesuatu yang baik. Topik ini adalah ungkapan terhadap ketidaksetujuannya terhadap sistim perbudakan yang ada Di Amerika pada saat itu. Ia berpendapat bahwa kebebasan manusia itu adalah suatu perkara mendasar dan harus dinyatakan melalui perbuatan nyata.
“………..dari buahnya pohon akan dikenali. Pohon yang jahat tidak bisa menghasilkan buah yang baik. Kalau dengan memili Tn Clay buahnya adalah mencegah berlanjutnya perbudakan, apakah tindakan memilih ini buruk?”
· Surat yang ditujukan kepada Mary Speed tanggal 27 September 1841. Surat ini berisikan ketika ia menggambarkan suatu situasi perbudakan dan penindasan yang ada, perasaan yang riang tetap diungkapkan oleh para budak tersebut, hal ini disebutnya sebagai suatu “Kekuatan Tuhan” yang diberikan kepada para budak tersebut. Ia menentang segala bentuk perbudakan dan mempelopori gerakan pembebasan budak pada zamannya. “……….Tuhan menahan angin untuk domba-domba yang baru digunduli, dia membuat keadaan manusia yang paling buruk menjadi bisa tertahankan, sementara membiarkan yang paling baik menjadi tidak lebih baik dari sekedar tertahankan.”
· Cerita yang diberikan kepada Noah Brooks untuk ditulis disurat kabar 6 Desember 1864. Mengenai dua orang wanita yang datang kepadanya, meminta pembebasan suaminya yang menjadi tahanan perang. Setiap wanita selalu menekankan bahwa suaminya adalah orang saleh. Jawab Lincoln: “……………Anda berkata bahwa suami anda orang saleh, katakan padanya: saya bukan penilai agama, namun jenis agama apa yang membawa orang memberontak dan berperang adalah bukan jenis agama yang membawa ke surga.”
Setiap kali bersurat atau berpidato Lincoln selalu mengungkapkan bahwa Tuhan mencintai rakyat, karena itulah diciptakanNya manusia untuk bertambah banyak jumlahnya. Lincoln tidak pernah menyetujui sekecil apapun ketidak jujuran untuk berhubungan dengan pihak lain. “ Berdiri dengan siapapun adalah berdiri dalam kebenaran.” Dikatakannya dalam suatu pidatonya.
Lincoln selalu menjadikan kedekatannya dengan masyarakat untuk mendapatkan informasi yang seutuhnya, dan tetap terus menjaga hubungan kedekatan tersebut. Pintunya terbuka bagi siapapun yang datang untuk berpengharapan ataupun berbicara kepadanya. Karena kedekatan rakyat untuk dapat berhubungan dengan pemimpinnya memberikan rasa kepercayaan yang utuh, demikian pendapatnya. Ia pun akan berusaha menyempatkan waktu dari jadwal yang sangat padat, untuk mau mendengar dari apa yang rakyatnya ingin katakan. Pemimpin harus mengungkapkan kebenaran kepada rakyatnya walaupun itu adalah suatu berita buruk, dan harus mendukung penuh akan keadaan tersebut.
Nilai Keteladanan Kepemimpinan “Berkarakter dan Berintegritas”
Nilai-nilai kejujuran adalah unsur utama pembentuk pemimpin “Berkarakter dan Berintegritas”. Integritas adalah melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang kita katakan. Integritas membuat kita dapat dipercaya, Integritas adalah penepatan janji-janji. Satu hal yang membuat sebagian besar orang enggan mengikuti kita adalah bila mereka tak sepenuhnya merasa yakin bahwa kita akan membawa menuju ke tujuan yang dijanjikan.

Nilai keteladanan dari Abraham Lincoln memberikan beberapa prinsip utama yang dapat kita diambil. Yaitu:
Berdiri dalam suatu sisi kebenaran adalah tuntutan utama dari seorang pemimpin. Berani menegakkan kebenaran walau apapun resikonya adalah menjadikan sosok pemimpin yang disegani dan dihormati.
Janganlah menambahkan/merubah suatu hal apapun tanpa kita mengetahui secara pasti bahwa itu adalah suatu kebenaran.
Kejujuran pemimpin adalah suatu unsur utama dalam menumbuhkan kepercayaan dari para pengikut lainnya, karena jujur dalam perkataan dan tindakan adalah kekuatan moral yang tidak tertandingi untuk dapat berpikir dan bertindak bijaksana.
Kewibawaan seorang pemimpin perlu ditekankan,perlu didukung sifat dan karakter individu sipemimpin untuk mencerminkan keteladanan bagi para pengikutnya.
Seorang pemimpin harus memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap situasi yang ada dipengikutnya, perduli dan selalu menjaga hubungan kedekatan untuk berkomunikasi sebaik mungkin.
Pemimpin mampu memberikan “Visi” bagi organisasinya, dan memimpin dengan kesungguhan dan komitmen yang kuat untuk membawa kearah “Visi” tersebut. Sudah tentu tujuan dari visi tersebut menyangkut perubahan yang memberikan situasi yang lebih baik.
Seorang pemimpin harus mampu membaca situasi yang ada dan memberikan suatu keputusan yang cepat, tepat dan tegas untuk menindaklanjuti keadaan tersebut.
Kepemimpinan Abraham Lincoln patut menjadi keteladanan dari semua orang yang ingin menjadi seorang pemimpin “berintegritas”. Begitu banyak studi lanjut dilakukan untuk mengulas dan mempelajari model kepemimpinannya, hingga hari ini pun sosok Abrahan Lincoln tetap dikenang sebagai salah satu pemimpin dunia yang terbaik.
Mencapai kesuksesan bagi sebuah organisasi bahkan negara, tidaklah semudah yang di bayangkan. Membutuhkan proses yang panjang untuk bisa sampai pada fase tersebut. Diantara terdapat begitu banyak faktor penentu kesuksesan, keadaan itu salah satu diantaranya sangat ditentukan dari kualitas pemimpinnya.
Sebenarnya setiap orang mempunyai kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin, meski kemampuan dari masing-masing orang berbeda. Setiap orang juga memiliki kesempatan yang besar untuk menjadi pemimpin. Semuanya kembali lagi pada diri orang tersebut dalam mengeksplorasi potensi dari dirinya secara optimal. Untuk mendapatkan nilai-nilai kepemimpinan dalam diri seseorang diperlukan adanya kombinasi antara bakat dan kompetensi yang bisa dikembangkan dengan seimbang. Pemimpin harus mampu memimpin dirinya sendiri baru bisa memimpin orang lain. Kepemimpinan itu bisa dibentuk sesuai dengan kompetensinya. Memang ada sebagian orang yang born to lead , tetapi buat mereka yang bukan termasuk born to lead, kepemimpinannya juga masih bisa diasah, di kembangkan, dan ditingkatkan lagi sehingga memunculkan sikap ketegasan dalam diri. Karena hal itu merupakan cerminan karakter pemimpin yang sekaligus menjadi panutan bagi bawahan atau anggota timnya.
Disamping itu kepercayaan terhadap orang lain juga sangat dibutuhkan bagi pemimpin, karena apabila seorang pemimpin tidak mampu mempercayai bawahannya, maka akan menyulitkan buat si pemimpin dalam hal mendelegasikan tugasnya. “Jangan harap bawahan bisa percaya pada pimpinan, jika pimpinan tidak mempercayainya”.
Yang tak kalah pentingnya untuk diperhatikan bagi seorang pemimpin adalah dianjurkan untuk lebih instingtif , karena di kehidupan nyata terkadang ada orang yang pandai memanipulasi keadaan, mampu menunjukkan sifat-sifat positif, bahkan melampaui kapasitas dirinya padahal pada kenyataannnya tidak seperti itu. Jadi seorang pemimpin harus bisa melihat itu, semakin lama dia memimpin maka insting nya semakin terasah, dan mencapai tingkat kematangan (emotional quation). Tingkat kematangan datangnya lain pada tiap-tiap orang, tergantung pada usia, pengalaman, dan kesempatan.
Akhirnya wujud seorang pemimpin tidak hanya dilahirkan begitu saja, namun harus dibangun dengan tujuan pengabdian dan mempunyai karakter yang kuat untuk memimpin organisasi menuju suatu “Visi” bersama.

Daftar Bacaan
Cuomo, M Mario and Holzer, Harold. “Lincoln On Democracy”. The State of New York/Lincoln On Democracy Project. 1990.
Phillips, T Donald. “Lincoln On Leadership”. Warner Books, Inc New York. 1993.
Wikipedia Indonesia: Abraham Lincoln.
Harian Kompas, Minggu 25 Mei 2008.
5. Fiedler. Fred., “ Leadership and Effective Management”. Scott, Foresman & Company. Illionis. 1974.
6. Stogdill, Ralph M. “Handbook of Leadership”. Collier Macmillan Publisher. London. 1974. P: 7-17.

[1] Diambil dari Wikipedia Indonesia
[2] Fiedler. Fred., “ Leadership and Effective Management”. Scott, Foresman & Company. Illionis. 1974
[3] Stogdill, Ralph M. “Handbook of Leadership”. Collier Macmillan Publisher. London. 1974. P: 7-17.
[4] Cuomo, M Mario and Holzer, Harold. “Lincoln On Democracy”. The State of New York/Lincoln On Democracy Project. 1990.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar