pertanian

pertanian
selamat bekerja

Sabtu, 19 Oktober 2013

belajar bersedekah dari tukang becak

Belajar Sedekah Dari Tukang Becak

Rekan-rekan adalah wajar manakala kita kemudian rajin bersedekah di saat berada dalam kondisi yang berlebih. Namun sebaliknya, saat kondisi benar-benar pas-pasan masih adakah keinginan untuk bersedekah itu?
Kisah ini saya dapatkan dari milis fakultas. Entah dari mana orang yang mempublish mendapatkan sumbernya. Yang jelas kita bisa banyak belajar dari Bai Fang Li.


Bai Fang Li menjalani hidup dengan sederhana sebagai tukang becak. Ia tinggal di gubuk kecil dan sederhana di daerah Tianjin, China.

Namun demikian semangatnya dalam bekerja selalu tinggi. Dengan tidak mengenal lelah Bai Fang Li pergi pagi pulang malam, mengayuh becak mencari penumpang yang bersedia menggunakan jasanya.

Saat menarik becak Bai Fang Li hampir tak pernah membeli makanan. Makanan ia dapatkan dengan cara memulung. Begitupula dengan pakaiannya.

Apakah hasil mengayuh becak tidak cukup untuk membeli makanan dan pakaian?

Jangan salah. Pendapatannya cukup memadai dan sebenarnya bisa membuatnya hidup sedikit lebih layak.

Namun Bai Fang Li lebih memilih menggunakan uang hasil jerih payahnya untuk menyumbang yayasan yatim piatu yang mengasuh 300-an anak tak mampu.
TERSENTUH

Bai Fang Li mulai tersentuh untuk menyumbang yayasan itu ketika usianya menginjak 74 tahun.

Saat itu ia tak sengaja melihat seorang anak usia 6 tahunan yang sedang menawarkan jasa untuk membantu ibu-ibu mengangkat belanjaannya di pasar. Usai mengangkat barang belanjaan, ia mendapat upah dari para ibu yang tertolong jasanya.

Yang membuat Bai Fang Li heran adalah si anak memungut makanan di tempat sampah untuk makannya. Padahal ia bisa membeli makanan layak untuk mengisi perutnya.

Ketika Bai Fang Li bertanya, anak itu menjawab bahwa ia tak mau mengganggu uang hasil jerih payahnya itu untuk membeli makan.

Ia akan menggunakan uang itu untuk makan kedua adiknya yang berusia 3 dan 4 tahun di gubuk tempat mereka tinggal. Anak kecil itu hidup bertiga sebagai pemulung dan orangtuanya entah di mana.

Bai Fang Li tersentuh manakala ia mengantar anak itu ke tempat tinggalnya. Setelah itu ia membawa ketiga anak itu ke yayasan yatim piatu di mana di sana ada ratusan anak yang diasuh.

Sejak itu Bai Fang Li mengikuti cara si anak, tak menggunakan uang hasil mengayuh becaknya untuk kehidupan sehari-hari melainkan disumbangkan untuk yayasan yatim piatu tersebut.
TAK MENUNTUT APAPUN

Bai Fang Li memulai menyumbang yayasan itu pada tahun 1986. Ia tak pernah menuntut apa-apa dari yayasan tersebut. Ia tak tahu pula siapa saja anak yang mendapatkan manfaat dari uang sumbangannya.

Pada tahun 2001 usianya mencapai 91 tahun. Ia datang ke yayasan itu dengan ringkih. Ia bilang pada pengurus yayasan kalau ia sudah tak sanggup lagi mengayuh becak karena kesehatannya memburuk.

Saat itu ia membawa sumbangan terakhir sebanyak 500 yuan atau setara dengan Rp 675.000. Dengan uang sumbangan terakhir itu, total ia sudah menyumbang 350.000 yuan atau setara dengan Rp 472,5 juta. Anaknya, Bai Jin Feng, baru tahu kalau selama ini ayahnya menyumbang ke yayasan tersebut. Tahun 2005, Bai Fang Li meninggal setelah terserang sakit kanker paru-paru.

Nah rekan-rekan, bagaimana menurut Anda. Masih kah kita beralasan untuk enggan bersedekah?

Apalagi saya kira kita seringkali mendengar ungkapan-ungkapan seperti ini :

Makin banyak memberi makin banyak menerima.
Di sebagian rezeki yang kita terima, ada sebagian hak orang lain disana. Dll.

Kalau Anda berpikir sedekah harus dalam nominal yang besar, rasanya kurang tepat menurut saya. Saya memang bukan TUHAN, tapi mungkin saja yang DIA nilai bukan nominalnya, melainkan nilai usaha untuk bersedekah.

Katakanlah 5000. Buat sebagian dari kita, mungkin 5000 itu mudah. Tapi buat mereka yang hidup kekurangan, 5000 bisa sangat berarti. Dan bila sama-sama menyumbang nominal tersebut, masa mau disamakan?

Intinya, apapun kondisi Anda sekarang cobalah untuk bersedekah. Semampunya, seikhlasnya. Dan jangan coba-coba untuk menipu TUHAN. Mampu, pura-pura tidak mampu. DIA Maha Tahu atas segalanya.

Semoga kisah di atas bisa menginspirasi kita semua, saya khususnya, untuk lebih meringankan tangan membantu saudara-saudara kita lewat jalur sedekah.

belajar bersedekah dari tukang becak

Belajar Sedekah Dari Tukang Becak

Rekan-rekan adalah wajar manakala kita kemudian rajin bersedekah di saat berada dalam kondisi yang berlebih. Namun sebaliknya, saat kondisi benar-benar pas-pasan masih adakah keinginan untuk bersedekah itu?
Kisah ini saya dapatkan dari milis fakultas. Entah dari mana orang yang mempublish mendapatkan sumbernya. Yang jelas kita bisa banyak belajar dari Bai Fang Li.


Bai Fang Li menjalani hidup dengan sederhana sebagai tukang becak. Ia tinggal di gubuk kecil dan sederhana di daerah Tianjin, China.

Namun demikian semangatnya dalam bekerja selalu tinggi. Dengan tidak mengenal lelah Bai Fang Li pergi pagi pulang malam, mengayuh becak mencari penumpang yang bersedia menggunakan jasanya.

Saat menarik becak Bai Fang Li hampir tak pernah membeli makanan. Makanan ia dapatkan dengan cara memulung. Begitupula dengan pakaiannya.

Apakah hasil mengayuh becak tidak cukup untuk membeli makanan dan pakaian?

Jangan salah. Pendapatannya cukup memadai dan sebenarnya bisa membuatnya hidup sedikit lebih layak.

Namun Bai Fang Li lebih memilih menggunakan uang hasil jerih payahnya untuk menyumbang yayasan yatim piatu yang mengasuh 300-an anak tak mampu.
TERSENTUH

Bai Fang Li mulai tersentuh untuk menyumbang yayasan itu ketika usianya menginjak 74 tahun.

Saat itu ia tak sengaja melihat seorang anak usia 6 tahunan yang sedang menawarkan jasa untuk membantu ibu-ibu mengangkat belanjaannya di pasar. Usai mengangkat barang belanjaan, ia mendapat upah dari para ibu yang tertolong jasanya.

Yang membuat Bai Fang Li heran adalah si anak memungut makanan di tempat sampah untuk makannya. Padahal ia bisa membeli makanan layak untuk mengisi perutnya.

Ketika Bai Fang Li bertanya, anak itu menjawab bahwa ia tak mau mengganggu uang hasil jerih payahnya itu untuk membeli makan.

Ia akan menggunakan uang itu untuk makan kedua adiknya yang berusia 3 dan 4 tahun di gubuk tempat mereka tinggal. Anak kecil itu hidup bertiga sebagai pemulung dan orangtuanya entah di mana.

Bai Fang Li tersentuh manakala ia mengantar anak itu ke tempat tinggalnya. Setelah itu ia membawa ketiga anak itu ke yayasan yatim piatu di mana di sana ada ratusan anak yang diasuh.

Sejak itu Bai Fang Li mengikuti cara si anak, tak menggunakan uang hasil mengayuh becaknya untuk kehidupan sehari-hari melainkan disumbangkan untuk yayasan yatim piatu tersebut.
TAK MENUNTUT APAPUN

Bai Fang Li memulai menyumbang yayasan itu pada tahun 1986. Ia tak pernah menuntut apa-apa dari yayasan tersebut. Ia tak tahu pula siapa saja anak yang mendapatkan manfaat dari uang sumbangannya.

Pada tahun 2001 usianya mencapai 91 tahun. Ia datang ke yayasan itu dengan ringkih. Ia bilang pada pengurus yayasan kalau ia sudah tak sanggup lagi mengayuh becak karena kesehatannya memburuk.

Saat itu ia membawa sumbangan terakhir sebanyak 500 yuan atau setara dengan Rp 675.000. Dengan uang sumbangan terakhir itu, total ia sudah menyumbang 350.000 yuan atau setara dengan Rp 472,5 juta. Anaknya, Bai Jin Feng, baru tahu kalau selama ini ayahnya menyumbang ke yayasan tersebut. Tahun 2005, Bai Fang Li meninggal setelah terserang sakit kanker paru-paru.

Nah rekan-rekan, bagaimana menurut Anda. Masih kah kita beralasan untuk enggan bersedekah?

Apalagi saya kira kita seringkali mendengar ungkapan-ungkapan seperti ini :

Makin banyak memberi makin banyak menerima.
Di sebagian rezeki yang kita terima, ada sebagian hak orang lain disana. Dll.

Kalau Anda berpikir sedekah harus dalam nominal yang besar, rasanya kurang tepat menurut saya. Saya memang bukan TUHAN, tapi mungkin saja yang DIA nilai bukan nominalnya, melainkan nilai usaha untuk bersedekah.

Katakanlah 5000. Buat sebagian dari kita, mungkin 5000 itu mudah. Tapi buat mereka yang hidup kekurangan, 5000 bisa sangat berarti. Dan bila sama-sama menyumbang nominal tersebut, masa mau disamakan?

Intinya, apapun kondisi Anda sekarang cobalah untuk bersedekah. Semampunya, seikhlasnya. Dan jangan coba-coba untuk menipu TUHAN. Mampu, pura-pura tidak mampu. DIA Maha Tahu atas segalanya.

Semoga kisah di atas bisa menginspirasi kita semua, saya khususnya, untuk lebih meringankan tangan membantu saudara-saudara kita lewat jalur sedekah.

kisah sahabat

Kisah sahabat

Berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa, saya dipertemukan dengan hamba-Nya yang satu ini. Beliau adalah seorang leader yang selalu mengayomi, memberikan bimbingan, semangat, inspirasi, ide dan gagasan segar. Beliau seorang pemimpin yang mampu menggerakkan ratusan hingga ribuan anak buahnya. Beliau seorang guru yang memiliki lautan ilmu, yang selalu siap ditimba oleh anak-anaknya dan bagai tiada pernah habis.
Saat ini beliau memiliki berbagai macam bidang usaha, di antaranya sebagai supplier dan distribusi alat dan produk kesehatan, puluhan hektar tambak, puluhan hektar ladang, berpuluh rumah kos, ruko, stand penjualan di mall, apartemen dan lain-lain. Pernah saya mencoba menghitung, penghasilan beliau bisa mencapai Rp 1 Milyar per bulannya. Sebuah pencapaian luar biasa bagi saya dan kebanyakan orang lain.

Pertemuan antara saya dan beliau yang saya ceritakan di bawah ini terjadi beberapa tahun yang lalu, di saat penghasilan beliau masih berkisar Rp 200 juta per bulan. Bagi saya, angka ini pun sudah bukan main dahsyatnya. Sengaja saya tidak menyebutkan namanya, karena cerita ini saya publish belum mendapatkan ijin dari beliau. Kita ambil wisdomnya saja ya.

Suatu hari, terjadilah dialog antara saya dengan beliau di serambi sebuah hotel di Bandung. Saya ingat, beliau berpesan bahwa beliau senang ditanya. Kalau ditanya, maka akan dijelaskan panjang lebar. Tapi kalau kita diam, maka beliau pun akan "tidur". Jadilah saya berpikir untuk selalu mengajaknya ngobrol. Bertanya apa saja yang bisa saya tanyakan.

Sampai akhirnya saya bertanya secara asal, "Pak, Anda saat ini kan bisa dibilang sukses. Paling tidak, lebih sukses daripada orang lain. Lalu menurut Anda, apa yang menjadi rahasia kesuksesan Anda?"

Tak dinyana beliau menjawab pertanyaan ini dengan serius.

"Ada empat hal yang harus Anda perhatikan," begitu beliau memulai penjelasannya.

RAHASIA PERTAMA

"Pertama. Jangan lupakan orang tuamu, khususnya ibumu. Karena ibu adalah orang yang melahirkan kita ke muka bumi ini. Mulai dari mengandung 9 bulan lebih, itu sangat berat. Ibu melahirkan kita dengan susah payah, sakit sekali, nyawa taruhannya. Surga di bawah telapak kaki ibu. Ibu bagaikan pengeran katon (Tuhan yang kelihatan).

Banyak orang sekarang yang salah. Para guru dan kyai dicium tangannya, sementara kepada ibunya tidak pernah. Para guru dan kyai dipuja dan dielukan, diberi sumbangan materi jutaan rupiah, dibuatkan rumah; namun ibunya sendiri di rumah dibiarkan atau diberi materi tapi sedikit sekali. Banyak orang yang memberangkatkan haji guru atau kyainya, padahal ibunya sendiri belum dihajikan. Itu terbalik.

Pesan Nabi : Ibumu, ibumu, ibumu... baru kemudian ayahmu dan gurumu.
Ridho Allah tergantung pada ridho kedua orang tua. Kumpulkan seribu ulama untuk berdoa. Maka doa ibumu jauh lebih mustajabah." Beliau mengambil napas sejenak.

RAHASIA KEDUA

"Kemudian yang kedua," beliau melanjutkan. "Banyaklah memberi. Banyaklah bersedekah. Allah berjanji membalas setiap uang yang kita keluarkan itu dengan berlipat ganda. Sedekah mampu mengalahkan angin. Sedekah bisa mengalahkan besi. Sedekah membersihkan harta dan hati kita. Sedekah melepaskan kita dari marabahaya. Allah mungkin membalas sedekah kita dengan rejeki yang banyak, kesehatan, terhindarkan kita dari bahaya, keluarga yang baik, ilmu, kesempatan, dan lain-lain.

Jangan sepelekan bila ada pengemis datang meminta-minta kepadamu. Karena saat itulah sebenarnya Anda dibukakan pintu rejeki. Beri pengemis itu dengan pemberian yang baik dan sikap yang baik. Kalau punya uang kertas, lebih baik memberinya dengan uang kertas, bukan uang logam. Pilihkan lembar uang kertas yang masih bagus, bukan yang sudah lecek. Pegang dengan dua tangan, lalu ulurkan dengan sikap hormat kalau perlu sambil menunduk (menghormat). Pengemis yang Anda beri dengan cara seperti itu, akan terketuk hatinya, 'Belum pernah ada orang yang memberi dan menghargaiku seperti ini.' Maka terucap atau tidak, dia akan mendoakan Anda dengan kelimpahan rejeki, kesehatan dan kebahagiaan.

Banyak orang yang keliru dengan menolak pengemis yang mendatanginya, bahkan ada pula yang menghardiknya. Perbuatan itu sama saja dengan menutup pintu rejekinya sendiri.

Dalam kesempatan lain, ketika saya berjalan-jalan dengan beliau, beliau jelas mempraktekkan apa yang diucapkannya itu. Memberi pengemis dengan selembar uang ribuan yang masih bagus dan memberikannya dengan dua tangan sambil sedikit membungkuk hormat. Saya lihat pengemis itu memang berbinar dan betapa berterima kasihnya.

RAHASIA KETIGA

"Allah berjanji memberikan rejeki kepada kita dari jalan yang tidak disangka-sangka," begitu beliau mengawali penjelasannya untuk rahasia ketiganya. "Tapi sedikit orang yang tahu, bagaimana caranya supaya itu cepat terjadi? Kebanyakan orang hanya menunggu. Padahal itu ada jalannya."

"Benar di Al Quran ada satu ayat yang kira-kira artinya : Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya diadakan-Nya jalan keluar baginya dan memberinya rejeki dari jalan/pintu yang tidak diduga-duga", saya menimpali (QS Ath Thalaq 2-3).

"Nah, ingin tahu caranya bagaimana agar kita mendapatkan rejeki yang tidak diduga-duga?," tanya beliau.

"Ya, bagaimana caranya?" jawab saya. Saya pikir cukup dengan bertaqwa, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka Allah akan mengirim rejeki itu datang untuk kita.

"Banyaklah menolong orang. Kalau ada orang yang butuh pertolongan, kalau ketemu orang yang kesulitan, langsung Anda bantu!" jawaban beliau ini membuat saya berpikir keras. "Saat seperti itulah, Anda menjadi rejeki yang tidak disangka-sangka bagi orang itu. Maka tentu balasannya adalah Allah akan memberikan kepadamu rejeki yang tidak disangka-sangka pula."

"Walau pun itu orang kaya?" tanya saya.

"Ya, walau itu orang kaya, suatu saat dia pun butuh bantuan. Mungkin dompetnya hilang, mungkin ban mobilnya bocor, atau apa saja. Maka jika Anda temui itu dan Anda bisa menolongnya, segera bantulah."

"Walau itu orang yang berpura-pura? Sekarang kan banyak orang jalan kaki, datang ke rumah kita, pura-pura minta sumbangan rumah ibadah, atau pura-pura belum makan, tapi ternyata cuma bohongan. Sumbangan yang katanya untuk rumah ibadah, sebenarnya dia makan sendiri," saya bertanya lagi.

"Ya walau orang itu cuma berpura-pura seperti itu," jawab beliau. "Kalau Anda tanya, sebenarnya dia pun tidak suka melakukan kebohongan itu. Dia itu sudah frustasi karena tidak bisa bekerja atau tidak punya pekerjaan yang benar. Dia itu butuh makan, namun sudah buntu pikirannya. Akhirnya itulah yang bisa dia lakukan. Soal itu nanti, serahkan pada Allah. Allah yang menghakimi perbuatannya, dan Allah yang membalas niat dan pemberian Anda."

RAHASIA KEEMPAT

Wah, makin menarik, nih. Saya manggut-manggut. Sebenarnya saya tidak menyangka kalau pertanyaan asal-asalan saya tadi berbuah jawaban yang begitu serius dan panjang. Sekarang tinggal satu rahasia lagi, dari empat rahasia seperti yang dikatakan beliau sebelumnya.

"Yang keempat nih, Mas," beliau memulai. "Jangan mempermainkan wanita".

Hm... ini membuat saya berpikir keras. Apa maksudnya. Apakah kita membuat janji dengan teman wanita, lalu tidak kita tepati? Atau jangan biarkan wanita menunggu? Seperti di film-film saja.

"Maksudnya begini. Anda kan punya istri, atau suami. Itu adalah pasangan hidup Anda, baik di saat susah maupun senang. Ketika Anda pergi meninggalkan rumah untuk mencari nafkah, dia di rumah menunggu dan berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan Anda. Dia ikut besama Anda di kala Anda susah, penghasilan yang pas-pasan, makan dan pakaian seadanya, dia mendampingi Anda dan mendukung segala usaha Anda untuk berhasil."

"Lalu?" saya tak sabar untuk tahu kelanjutan maksudnya.

"Banyak orang yang kemudian ketika sukses, uangnya banyak, punya jabatan, lalu menikah lagi. Atau mulai bermain wanita (atau bermain pria, bagi yang perempuan). Baik menikah lagi secara terang-terangan, apalagi diam-diam, itu menyakiti hati pasangan hidup Anda. Ingat, pasangan hidup yang dulu mendampingi Anda di kala susah, mendukung dan berdoa untuk kesuksesan Anda. Namun ketika Anda mendapatkan sukses itu, Anda meninggalkannya. Atau Anda menduakannya."

Oh... pelajaran monogami nih, pikir saya dalam hati.

"Banyak orang yang lupa hal itu. Begitu sudah jadi orang besar, uangnya banyak, lalu cari istri lagi. Menikah lagi. Rumah tangganya jadi kacau. Ketika merasa ditinggalkan, pasangan hidupnya menjadi tidak rela. Akhirnya uangnya habis untuk biaya sana-sini. Banyak orang yang jatuh karena hal seperti ini. Dia lupa bahwa pasangan hidupnya itu sebenarnya ikut punya andil dalam kesuksesan dirinya," beliau melanjutkan.

Hal ini saya buktikan sendiri, setiap saya datang ke rumahnya yang di Waru Sidoarjo, saya menjumpai beliau punya 1 istri, 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan.

Perbincangan ini ditutup ketika kemudian ada tamu yang datang....


oleh: Probo Jatmiko

Kami Diberi Makan oleh Malaikat Allah

Kami Diberi Makan oleh Malaikat Allah

Keajaiban ini dialami masyarakat kampung saya, saat saya masih kuliah. Saat itu kami bergotong-royong membangun sebuah mushola di RT kami. Para bapak melakukan pekerjaan berat dan para ibu kebagian tugas mengurus keperluan makan siang kami. Saat puluhan orang makan siang bersama, terjadilah sebuah keajaiban ini. Sebuah kejadian yang tidak masuk akal bagi semua yang makan di situ, saya menyebutnya; KAMI DIBERI MAKAN OLEH MALAIKAT ALLAH…..
Saat itu makanan yang tersedia hanya cukup untuk belasan orang saja. Menurut perhitungan pak RT, yang hadir saat kerja bakti itu hanya belasan orang saja. Tapi tiba-tiba bantuan datang dari warga RT sebelah menjelang siang. Puluhan orang secara mendadak datang dengan sendirinya membantu pembangunan mushola di kampung saya tersebut.

Menyadari hal ini, akhirnya ada beberapa orang berinisiatif pulang mengambil uang untuk jaga-jaga membeli nasi dan lauk pauk seandainya kurang. Nggak enak khan sama tetangga RT yang sudah suka rela membantu kalau tidak dijamu dengan baik. Maklum makanan yang telah disediakan ibu-ibu hanya cukup untuk sekitar 15 orang sedangkan masyarakat yang datang mencapai hampir 40 orang.

Beberapa orang sudah siap seandainya makanan habis, mereka akan lari ke beberapa warung di sekitar kami untuk memborong makanan. Koordinasi dilakukan begitu cepat karena banyaknya bantuan yang datang. Uang donasi spontanitas dari warga untuk membeli nasi dan lauk pauk tambahan dikumpulkan di pak RT. Tugas pak RT memberikan perintah pada beberapa pemuda membeli makanan di warung saat makanan menipis nanti.

Akhirnya tibalah waktu makan siang. Semua makan dengan sangat lahap. Nikmat sekali rasa masakan yang dimakan saat itu. Pak RT dan semua warga merasa lega karena hidangan yang tersedia ternyata lebih dari cukup untuk menjamu hampir 40 orang yang bekerja bakti hari itu. Bahkan masih ada cukup makanan yang tersisa.

Semua orang beranggapan kalau pak RT sudah membelikan nasi dan lauk pauk tambahan sehingga nasi yang tersedia bisa cukup. Padahal sebenarnya pak RT belum menyuruh siapapun untuk beli makanan.

Malamnya saat beberapa orang berkumpul di rumah pak RT, saat itulah pak RT menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Saat semua warganya makan dengan lahap bahkan beberapa orang sampai nambah 2-3 piring, pak RT mengatakan hanya mampu BERTASBIH karena melihat sebuah keajaiban pada makanan yang dimakan warganya.

NASI YANG DIMAKAN OLEH SEKITAR 40 ORANG ITU TIDAK BISA HABIS, JUMLAHNYA TERUS BERTAMBAH DENGAN SENDIRINYA SAAT MAU HABIS. Padahal hampir semua yang makan pasti tambah nasi karena merasakan makanan hari itu sangat lezat walau lauknya sederhana. Akibatnya uang donasi spontanitas masih utuh…..

Saat itu saya, dan beberapa warga yang mendengar cerita pak RT hanya mampu berucap syukur yang dalam karena pembangunan mushola sederhana kami begitu diperhatikan langsung oleh Allah. Sampai-sampai urusan makan kami, Allah sendiri yang menghidangkan pada kami lewat malaikatNya. Subhanallah…..

Inilah kisah paling indah yang sampai sekarang masih tetap saya ingat, walaupun saya tidak tinggal lagi disana. Kebetulan pak RT adalah seorang ustad dan dia sangat yakin akan pertolongan Allah saat pembangunan mushola itu. Keyakinan itulah yang dijawab Allah dengan berbagai keajaiban-keajaiban walau pak RT membangun mushola hanya BERMODAL NIAT DAN TANPA UANG SEPERSENPUN.

RAHASIA SEDEKAH : Buah Merawat Ibu Menjelang Ajal

Hari ini (Sabtu, 12 Peb 2011) saya rasakan hari yang luar biasa dalam hidup. Untuk pertama kalinya sejak sekitar satu tahun yang lalu saya baru bisa menafkahi anak isteri dari jerih payah sendiri. Bekerja. Saya genggam erat-erat uang gaji minggu ini dengan hati bergetar penuh kesyukuran pada Allah SWT. Usai sudah penantian panjang ini. Selama ini, saya bergantung hidup pada kakak yang memberi jaminan hidup karena saya tidak bekerja? Kenapa saya tidak bekerja? Dulu, sayapun bekerja, lalu atas kemauan sendiri (meski mengandung banyak konsekuensi logis) saya keluar dari tempat kerja. Apa sebabnya? Saya harus merawat ibu yang sudah tua (80 tahun), hampir buta dan sakit-sakitan.

Satu tahun lebih saya merawat ibu dalam keadaan seperti itu. Aktivitas rutin saya dimulai dari sekitar jam 2 dini hari, saat ibu bangun dan minta diantar ke kamar mandi. Setelah buang air dan wudlu, ibu saya antar lagi ke tempat tidur untuk sholat malam hingga subuh. Setelah tidur sejenak, ibu minta dibangunkan lagi untuk ke kamar mandi, wudlu dan sholat dhuha. Sementara ibu sholat dhuha, saya membuatkan bubur hangat untuk sarapan ibu. Begitu selesai sholat dhuha, secangkir teh manis hangat dan bubur hangat sudah saya siapkan. sementara ibu sarapan, saya mencuci pakaian anak, isteri dan ibu saya.

Selesai menjemur cucian, saya mengepel badan ibu, meneteskan obat mata pada kedua mata ibu yang hampir tak dapat melihat lagi. Selanjutnya ibu tidur lagi hingga menjelang dhuhur. Waktu dhuhur tiba, saya bangunkan ibu untuk sholat dan makan siang. Selesai makan siang biasanya ibu berbincang-bincang dengan saya hingga dia merasa mengantuk dan tyidur kembali hingga menjelang asar. Saat waktu asar masuk, saya bangunkan ibu dan mengambil wudlu untuk kemudian sholat asar. Selesai sholat asar ibu wiridan hingga menjelang maghrib.

Selesai sholat sholat maghrib ibu wiridan lagi hingga waktu isya tiba. Selesai sholat isya ibu makan malam dan kemudian tidur setelah sebelumnya saya urut kaki dan badan ibu dengan param. Ketika ibu sudah tertidur, tugas saya belum selesai. Mengajari dan menunggui anak belajar dan menggarap PR menjadi tugas saya selanjutnya. Selanjutnya, gantian saya mendengarkan keluh kesah isteri tentang berbagai masalah dalam rumah tangga kami. Dan, sayapun tertidur dengan segala macam beban dalam kepala. Tak banyak yang saya minta pada Allah SWT dalam munajat saya waktu itu. Saya hanya mohon diberi tambahan kesabaran. Itu saja.

Rutinitas seperti diatas berjalan selama hampir setahun. Jangan tanyakan perasaan saya saat pagi hari, misalnya, sementara anak berangkat sekolah, isteri berangkat bekerja, satu persatu tetangga berangkat bekerja, dan saya mencuci dan menjemur pakaian ibu dan anak isteri saya.

Tanggal 14 Oktober 2010 ibu meninggal dunia dengan tenang. Seperti keinginannya sejak dulu, beliau meninggal dalam pangkuan saya, ditunggui anak-anaknya, cucunya dan cicitnya. Alhamdulillah, menjelang ajal ibu diberi kesempatan Allah SWT untuk berpamitan pada anak-anaknya, saling meminta maaf dan mewasiatkan pesan agar anak-anaknya saling rukun sepeninggalnya. Tak banyak orang diberi kesempatan seperti itu. Ibu meninggal dengan tenang dan bahagia karena ditunggui anak-anaknya. Ternyata, hal yang paling diinginkan orang tua adalah : MELIHAT ANAK-ANAKNYA RUKUN. Tak peduli betapapun kayaknya seseorang, tak akan berarti bila anak keturunannya tidak rukun. Berapa banyak orang tua nelangsa melihat anak-anaknya berebut warisan bahkan saat kedua orang tuanya masih hidup.

Tiga bulan selepas kepergian ibu, hati saya masih perih. Semangat hidup saya benar-benar drop hingga titik nadir. Saya berusaha bangkit lagi. Cari kerja. Pernah saya berjalan kaki sejauh 10 KM mencari kerja untuk mendapatkan satu jawaban : TIDAK! Tapi ternyata Allah SWT tidak membiarkan saya terlalu lama dalam kesedihan dan keterpurukan. Seorang teman yang dulu pernah satu kantor kirim SMS. Dia menawari saya pekerjaan yang semestinya menjadi tugasnya. Dia melewatkan pekerjaan itu karena diterima dalam perekrutan CPNS. Pucuk dicintai ulam tiba. Tentu saja tak melewatkan kesempatan itu. Jobnya pas dengan pengalaman saya dan saya sedang membutuhkannya! Alhamdulillah.

Setelah seminggu bekerja (dalam masa training) saya menerima apa yang menjadi hak saya. Sedekah tentu saja tak lupa. Hari ini, sepulang kerja, saya beli (dengan upah saya) jagung bakar kesukaan anak saya. Sore ini, saya nikmati jagung bakar bersama anak isteri. Selamat datang semangat hidup! I' back! Alhamdulillah!

kisah utang lunas


“Lik, kalau besuk kamu nggak bisa melunasi utangmu, lebih baik kamu mengosongi rumah ini. Atau, aku yang akan mengosongi rumahmu ini” ancam rentenir, Ahad pagi itu. Dunia makin terasa sempit bagi Malik. Sudah tiga tahun ini ia bergelut dengan masalahnya, namun tak juga ia sanggup mengatasi masalah-masalah yang membelitnya, termasuk hutang tersebut. Malik sudah berusaha mencari pinjaman, tapi hasilnya nihil. Kurang dari 24 jam lagi rumah satu-satunya itu akan disita.

Setelah si rentenir pergi, datanglah tamu kedua yang tidak lain adalah istrinya sendiri. Sudah 2 tahun suami istri itu pisah ranjang.

“Kalau Abang belum juga menandatangani surat cerai saya, insya Allah besuk siang ada yang akan datang menjemput paksa Abang. Jadi besuk pukul 12 siang, saya tunggu di Pengadilan Agama untuk tanda tangan surat cerai!” Malik makin bongkok mendengar tuntutan istrinya itu. Ah... kalau saja si Malik tidak selingkuh. Ia masih ingat masa itu, ketika masih jaya-jayanya, Malik punya hobi main judi dan minum. Ketika usahanya bangkrut, hobi itu menjadi pelarian. Di tahun kedua ia main judi dan mabuk, terjadilah ‘perselingkuhan’ itu. Malik sudah menjelaskan bahwa ia selingkuh tidak sengaja, tetapi istrinya tidak terima. Pulang ke rumah orangtuanya dan meminta cerai.

Setelah Asar, anak pertama datang ke rumah. “Pak, besuk aku sudah nggak bisa sekolah lagi!”
“Kenapa?” tanya Malik
“Habis Bapak tidak membayarkan uang sekolah. Sudah tujuh bulan nunggak.”
Malik semakin bingung. Tiga masalah menumpuk dan memuncak di hari itu. Pikiran Malik semakin gelap seiring hari yang juga mulai gelap. Akhirnya malam itu, Malik memutuskan untuk bunuh diri.

Untunglah Malik masih punya sedikit iman. Sebelum bunuh diri, ia ingat belum Shalat Isya’. Sudah lama sebenarnya Malik tidak shalat, dan ia ingin shalat untuk terakhir kalinya sebelum ia meninggal. Keinginan untuk shalat ini rupanya adalah taufik dari Allah yang membuat Malik secara tak sengaja mengamalkan 6 amalan yang diwasiatkan Rasulullah kepada umatnya jika sedang dilanda gelisah. Fal yatawadh-dha’, langkah pertama adalah berwudhu.

Setelah berwudhu, tiba-tiba hati Malik mulai tenang. “Ya Allah... saya belum pernah dapat ketenangan seperti ini!”

Malik kemudian menunaikan shalat Isya’. Langkah kedua dalam wasiat Rasulullah: wal yushalli rak’atain dikerjakan oleh Malik. Meskipun yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah Shalat Hajat, namun esensinya sama dengan Shalat Isya’ yang dilakukan Malik.

Setelah shalat, Malik melihat Al Qur’an di atas rak bukunya. “Mengaji dulu ah, untuk terakhir kali,” kata Malik yang kemudian secara tak sengaja membuka Surat Ali Imran ayat 26.

”Katakanlah, ‘Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Seakan-akan Allah mengatakan kepada Malik: “Lik, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kata siapa rumahmu akan disita jika Allah mengamankannya? Kata siapa kau aka bercerai jika Allah menyatukan kalian? Kata siapa anakmu akan putus sekolah jika Allah memberi rezeki? Semua keputusan ada di tangan-Ku”

Namun Malik tetap belum percaya. Bagaimana mungkin uang 15 juta bisa ia dapatkan dalam hitungan jam. Bagaimana mungkin ia bisa kembali harmonis dengan istrinya jika jam 12 besuk ia harus bercerai di pengadilan.

Kemudian Malik meneruskan bacaannya. Ternyata artinya: ”Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki, tanpa batas.” (QS. Ali Imran : 27)

Malik masih ragu. Ia pun membuka lembaran mushaf yang lain dan membaca Surat Faathir ayat 2-3.

”Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yan dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah, maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling?”

Setelah membaca ayat ini, Malik pun sadar. Ia memohon ampun kepada Allah karena telah berniat bunuh diri yang dosanya sangat besar. “Kalau semua urusan adalah kehendak Allah, saya tidak jadi bunuh diri deh,” kata Malik sambil menutup mushafnya.

Malik kemudian mematikan seluruh lampu rumahnya, kecuali kamarnya dan kamar anaknya. Ia ingin bermunajat kepada Allah. Yang ternyata, itu amal keempat dalam wasiat Nabi setelah berwudhu, shalat dan membaca Qur’an.

Malik berdoa dengan khusyu’ memohon kepada Allah agar rumahnya tidak jadi disita, tidak jadi cerai dengan istrinya dan anaknya bisa tetap sekolah. Malik mengiringi doanya dengan membaca asmaul husna yang dihafalnya: Ya Aziizu ya Hakiim, ya Ghafuru ya Rahiim.

Malik terus berdoa dan membaca asmaul husna hingga jam 1. Mata terasa ngantuk, tetapi Malik tidak menyerah. Ia pun berwudhu dan membaca Qur’an lagi. Kali ini ayat yang dibuka tepat tentang keutamaan taqwa dan tawakkal. Surat Ath Thalaq ayat 2-3.

”Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu” 

Selesai membaca ayat ini, Malik kembali berdoa. Namun, kali ini doanya berbeda dari doa sebelumnya. Ia benar-benar bertawakkal dalam doanya. “Ya Allah... ampuniah dosaku. Jika besuk para rentenir itu datang, aku memasrahkan rumah ini. Aku telah menyerahkan semuanya kepadaMu...”

Setelah bertawakkal, kini Malik mendapatkan petunjuk untuk melakukan amalan keenam yang diwasiatkan Nabi, yaitu wal yatashaddaq, bersedekahlah. Malik ingat bahwa yang akan disita dalah rumahnya saja, sedangkan isinya tidak. Maka ia pun berencana menyedekahkan isi rumah itu. Ia akan keluar dari rumah itu hanya membawa pakaian saja.

Adzan Subuh terdengar. Malik yang sebelumnya lama tidak ke masjid, kini pergi ke rumah Allah itu untuk shalat berjamaah. Selesai shalat, dzikir dan doa, Malik tidak langsung pulang. Ia ingin terus menenangkan hatinya di masjid. Ia pun membaca surat Al Waqi’ah. Ia pernah mendengar, siapa yang membaca surat Al Waqi’ah akan dijauhkan dari kefakiran.

Tepat pukul 6 pagi, Malik keluar dari masjid. Begitu nyampai rumah, ia melihat sudah ada orang yang menunggunya. “keterlaluan si rentenir, janji datang jam 10, jam 6 sudah di sini,” kata Malik. Namun, ia tetap merasa tenang. Tak lupa ia membaca basmalah.

Ternyata tamu pagi-pagi ini bukan rentenir, melainkan teman lamanya. Singkat cerita, setelah saling sapa dan dibuatkan minum, sang teman menyampaikan maksud kedatangannya.

“Sebenarnya gue ada order Lik. Elu kan jago naksir alat-alat berat, bantu gue ya,” kata sang teman. Malik yang memang jago menaksir harga dimintanya untuk menemani ke luar kota yang mau mengadakan lelang alat berat.
“Maaf, nggak bisa. Gue lagi males,” jawab Malik.
“Aduh Lik, tolong dong... bisa rugi gue kalau elu nggak ikut”
Karena Malik tidak mau ikut temannya, ia pun iseng mengatakan, “Begini, deh. Kalau memang elu mau tetap ngajakgue juga, siapkan duit 50 juta cash di meja gue”
Perkiraan Malik, tidak mungkin temannya menyanggupi hal itu. Namun bagi Allah, semuanya bisa terjadi atas kehendakNya. Kun fayakun.
“Lik, kalau 50 juta mah nggak ada. Tapi kalau 25 juta ada, pagi ini cash pun gue siapin”
“Tolong diulang yang tadi,” kata Si Malik yang tersedak mendengar kesanggupan sang teman.
“Kalau 25 juta, bisa langsung gue siapin. Cash”

Alhamdulillah... selesailah masalah pertama. Masalah utang 15 juta itu beres, bahkan ada sisa 10 juta. Tinggal dua masalah lagi. Istri dan anak.

Rupanya, ketika Malik berdoa di malam hari, anaknya yang bungsu tak bisa tidur, ia nangis terus. Orang tua dari istri Malik menyarankan agar si anak dipertemukan dengan Malik pagi-pagi. “Barangkali anakmu kangen bapaknya, ajaklah bertemu besuk pagi sebelum kalian bercerai.”

Setelah mendapatkan uang 25 juta tersebut, datanglah si istri ke rumah Malik sesuai saran orangtuanya. Malik tersenyum lebar menyambutnya. Si istri pun terheran-heran. Namun belum lagi hilang penasarannya, Malik segera memeluknya dan berkata: “Alhamdulillah, Mah, kita selamat!”
“Selamat apa Bang?”
“Abang dapat duit, nih 25 juta. Mamah tahu kan rumah kita diincar rentenir gara-gara utang Abang 15 juta. Ini uang 15 juta nanti Mamah pegang, bayarkan ke rentenir biar nggak datang lagi selamanya. Katanya mau datang jam 10. Sisanya kita bagi dua. 5 juta buat ongkos Abang ke Riau, yang 5 juta Mamah pegang buat urusan anak-anak. Selama Abang di Riau, tolong jaga anak-anak ya”
“Iya Bang” entah mengapa tiba-tiba kata-kata itu yang keluar dari bibir istrinya. Istri yang tadinya bersikeras meminta cerai tiba-tiba lulu hatinya.

Permasalahan kedua pun selesai. Tinggal permasalahan ketiga, yaitu masalah SPP anak. Masalah ini justru yang paling ringan karena tunggakan SPP hanya 7 bulan, sebulannya Rp 50 ribu. Jadi totalnya hanya Rp 350 ribu. [Disarikan dari Buku Kun Fayakun 2 karya Ustadz Yusuf Mansur]
*http://www.bersamadakwah.com/2013/04/kisah-keajaiban-6-amalan-hutang-lunas.html

Minggu, 13 Oktober 2013

TANDA-TANDA ORANG TERKENA GANGGUAN JIN

Setiap penyakit dapat dikenali dari gejala-gejala atau tanda-tandanya. Berikut ini saya sebutkan beberapa tanda/gejala orang yang terkena gangguan jin, apapun jenis gangguan jin tersebut.
Tanda-tanda yang saya sebutkan dibawah ini adalah hasil pengamatan, pengalaman menangani pasien. Tidak diperlukan ilmu khusus untuk mengetahui gangguan jin pada diri seseorang. Cukup cermati atau tanda point-point dibawah ini, maka dengan mudah Anda dapat memastikan ada tidaknya gangguan jin pada diri seseorang.
Bagaimana cara menggunakan daftar gejala gangguan jin ini ?
Sederhana, silahkan baca dan cermati satu per satu, lalu perhatikan diri anda atau orang yang akan anda analisa, apakah gejala-gejala ini ada pada diri anda?
Berusahalah untuk sejujur mungkin …
jika ada gejala-gejala tersebut dibawah ini ada pada diri anda, maka kemungkinan besar ada gangguan jin dalam diri anda.
Gejala – gejala Gangguan jin pada manusia
1. Gejala pada waktu tidur :
  1. Susah tidur malam, yaitu tidak bisa tidur kecuali setelah lama/bersusah payah
  2. Susah bangun, yaitu kebanyakan tidur sehingga tidak bisa melakukan ibadah –ibadah yang diinginkan
  3. Cemas, sering terbangun pada waktu malam
  4. Mimpi buruk, mimpi melihat sesuatu yang mengancamnya lalu ingin berteriak minta pertolongan tetapi tidak bisa
  5. Mimpi melihat berbagai binatang seperti : kucing, anjing, tikus, onta, kuda, monyet, serigala, harimau dll
  6. Bunyi gigi geraham beradu pada saat tidur
  7. Tertawa, menangis, teriak, mengomel pada saat tidur
  8. Merintih pada saat tidur
  9. Mimpi seolah-olah jatuh dari tempat yang sangat tinggi
  10. Berdiri dan berjalan dalam keadaan tidur dan tanpa kesadaran
  11. Mimpi berada dalam lingkungan pemakaman,didalam kuburan, tempat sampah atau jalan yang mengerikan
  12. Mimpi melihat orang aneh seperti tinggi sekali, pendek sekali, putih sekali, hitam sekali
  13. Mimpi sangat menyeramkan/melihat hantu
  14. Mimpi denga lawan jenis/sama jenis yang sam berkali-kali dan ingin bertemu dengan orang yang dimimpikan
  15. Mimpi seakan tertindih benda yang sangat berat ( Tidihan-bhs Jawa) dan sulit untuk melepaskan
  16. Mendengkur sangat keras
  17. Mimpi melihat/bertemu dengan keluarga yang sudah mati,melihat mayat
  18. Mimpi berada dalam abad lampau
  19. Mimpi terjadi peristiwa dan keesokan harinya terjadi peristiwa yang sama dalam mimpi
2. Gejala – gejala Pada wktu terjaga
  1. Sering was – was/ketakutan
  2. Suka marah – marah/ emosi tidak terkendali
  3. Dorongan kuat untuk bermaksiat
  4. Lesu dan malas sekali untuk beribadah
  5. Sulit sekali untuk khusu’ dalam sholat ( susah untuk mengingat sudah berapa rokat yang sudah kerjakan )
  6. Suka sekali menghayal, melamun, mengurung diri
  7. Selalu pusing tidak disebabkan oleh penyakit pada kedua mata, telinga, hidung, gigi, tenggorokan atau lambung
  8. Selalu berpaling dari dzikrullah, meninggalkan/meremehkan untuk menegakkan/melakukan sholat dan ketaatan yang lainnya
  9. Pikiran selalu linglung, selalu sedih tanpa sebab, jantung deg-degkan tanpa sebab,kesurupan
  10. Merasa ada yang mengikuti, mengejar ingin membunuh/mengancam, merasa akan kedatangan seseorang/beberapa orang, merasa akan dilamar seseorang, merasa ada yang mengajak bicara, mendengar bisikan – bisikan agar melakukan sesuatu ( membunuh, memperkosa/bersetubuh dengan anggota keluarga, memukul,bunuh diri dengan meloncat sungai/gedung bertingkat/melintasi rel kereta api diwaktu kereta api lewat)
  11. Sering mendengar orang memanggil namanya
  12. Sering mencium bau-bauan : wangi( kembang/bunga, menyan/dupa, busuk, anyir,dll )
  13. Melihat benda – benda seolah – olah bergerak, berputar, terbalik, miring
  14. Melakukan tindakan – tindakan yang aneh/konyol tanpa disadari
  15. tiba-tiba dapat meramal/membaca pikiran orang lain/mengetahui apa yang akan terjadi
  16. Cemas dan Paranoid ( takut yang berlebihan )
  17. Melihat penampakan makhluk halus atau merasakan keberadaan mekhluk halus
  18. Rasa sakit pada salah satu anggota badan namun setelah periksa ke dokter tidak terdapat penyakit secara medis/dokter tidak sanggup mengobatinya
Tanda-tanda diatas adalah sebagian dari tanda gangguan jin. Masih banyak lagi tanda-tanda yang belum tercantum.
Cara mengenali gangguan jin sangat beragam namun secara umum kita dapat mengenalinya melalui mimpi, kondisi fisik, perasaan/mental, kondisi rumah, latar belakang keluarga bahkan dari WAJAH orang tersebut.
Benar, kita dapat mengenali gangguan jin pada orang tersebut dari WAJAHnya, tanpa kita melihat jin itu sendiri. bagaimana bisa? Sebenarnya gangguan jin sama dengan gangguan medis. sakit medis yg kita alami sering kali dapat kita kenali tandanya dari kondsi fisik kita, warna kulit, lidah, kuku jari dan raut muka kita dan iris mata kita. Jika anda pernah membaca diagnosa penyakit dalam akupuntur, anda pasti paham hal ini. Demikianlah, halnya dengan gangguan jin.jika jin telah ada dalam diri kita maka akan nampak tandanya di wajah kita. Dengan banyak mengamati, kita akan mudah mengenalinya.

TANDA-TANDA ORANG TERKENA GANGGUAN JIN

Setiap penyakit dapat dikenali dari gejala-gejala atau tanda-tandanya. Berikut ini saya sebutkan beberapa tanda/gejala orang yang terkena gangguan jin, apapun jenis gangguan jin tersebut.
Tanda-tanda yang saya sebutkan dibawah ini adalah hasil pengamatan, pengalaman menangani pasien. Tidak diperlukan ilmu khusus untuk mengetahui gangguan jin pada diri seseorang. Cukup cermati atau tanda point-point dibawah ini, maka dengan mudah Anda dapat memastikan ada tidaknya gangguan jin pada diri seseorang.
Bagaimana cara menggunakan daftar gejala gangguan jin ini ?
Sederhana, silahkan baca dan cermati satu per satu, lalu perhatikan diri anda atau orang yang akan anda analisa, apakah gejala-gejala ini ada pada diri anda?
Berusahalah untuk sejujur mungkin …
jika ada gejala-gejala tersebut dibawah ini ada pada diri anda, maka kemungkinan besar ada gangguan jin dalam diri anda.
Gejala – gejala Gangguan jin pada manusia
1. Gejala pada waktu tidur :
  1. Susah tidur malam, yaitu tidak bisa tidur kecuali setelah lama/bersusah payah
  2. Susah bangun, yaitu kebanyakan tidur sehingga tidak bisa melakukan ibadah –ibadah yang diinginkan
  3. Cemas, sering terbangun pada waktu malam
  4. Mimpi buruk, mimpi melihat sesuatu yang mengancamnya lalu ingin berteriak minta pertolongan tetapi tidak bisa
  5. Mimpi melihat berbagai binatang seperti : kucing, anjing, tikus, onta, kuda, monyet, serigala, harimau dll
  6. Bunyi gigi geraham beradu pada saat tidur
  7. Tertawa, menangis, teriak, mengomel pada saat tidur
  8. Merintih pada saat tidur
  9. Mimpi seolah-olah jatuh dari tempat yang sangat tinggi
  10. Berdiri dan berjalan dalam keadaan tidur dan tanpa kesadaran
  11. Mimpi berada dalam lingkungan pemakaman,didalam kuburan, tempat sampah atau jalan yang mengerikan
  12. Mimpi melihat orang aneh seperti tinggi sekali, pendek sekali, putih sekali, hitam sekali
  13. Mimpi sangat menyeramkan/melihat hantu
  14. Mimpi denga lawan jenis/sama jenis yang sam berkali-kali dan ingin bertemu dengan orang yang dimimpikan
  15. Mimpi seakan tertindih benda yang sangat berat ( Tidihan-bhs Jawa) dan sulit untuk melepaskan
  16. Mendengkur sangat keras
  17. Mimpi melihat/bertemu dengan keluarga yang sudah mati,melihat mayat
  18. Mimpi berada dalam abad lampau
  19. Mimpi terjadi peristiwa dan keesokan harinya terjadi peristiwa yang sama dalam mimpi
2. Gejala – gejala Pada wktu terjaga
  1. Sering was – was/ketakutan
  2. Suka marah – marah/ emosi tidak terkendali
  3. Dorongan kuat untuk bermaksiat
  4. Lesu dan malas sekali untuk beribadah
  5. Sulit sekali untuk khusu’ dalam sholat ( susah untuk mengingat sudah berapa rokat yang sudah kerjakan )
  6. Suka sekali menghayal, melamun, mengurung diri
  7. Selalu pusing tidak disebabkan oleh penyakit pada kedua mata, telinga, hidung, gigi, tenggorokan atau lambung
  8. Selalu berpaling dari dzikrullah, meninggalkan/meremehkan untuk menegakkan/melakukan sholat dan ketaatan yang lainnya
  9. Pikiran selalu linglung, selalu sedih tanpa sebab, jantung deg-degkan tanpa sebab,kesurupan
  10. Merasa ada yang mengikuti, mengejar ingin membunuh/mengancam, merasa akan kedatangan seseorang/beberapa orang, merasa akan dilamar seseorang, merasa ada yang mengajak bicara, mendengar bisikan – bisikan agar melakukan sesuatu ( membunuh, memperkosa/bersetubuh dengan anggota keluarga, memukul,bunuh diri dengan meloncat sungai/gedung bertingkat/melintasi rel kereta api diwaktu kereta api lewat)
  11. Sering mendengar orang memanggil namanya
  12. Sering mencium bau-bauan : wangi( kembang/bunga, menyan/dupa, busuk, anyir,dll )
  13. Melihat benda – benda seolah – olah bergerak, berputar, terbalik, miring
  14. Melakukan tindakan – tindakan yang aneh/konyol tanpa disadari
  15. tiba-tiba dapat meramal/membaca pikiran orang lain/mengetahui apa yang akan terjadi
  16. Cemas dan Paranoid ( takut yang berlebihan )
  17. Melihat penampakan makhluk halus atau merasakan keberadaan mekhluk halus
  18. Rasa sakit pada salah satu anggota badan namun setelah periksa ke dokter tidak terdapat penyakit secara medis/dokter tidak sanggup mengobatinya
Tanda-tanda diatas adalah sebagian dari tanda gangguan jin. Masih banyak lagi tanda-tanda yang belum tercantum.
Cara mengenali gangguan jin sangat beragam namun secara umum kita dapat mengenalinya melalui mimpi, kondisi fisik, perasaan/mental, kondisi rumah, latar belakang keluarga bahkan dari WAJAH orang tersebut.
Benar, kita dapat mengenali gangguan jin pada orang tersebut dari WAJAHnya, tanpa kita melihat jin itu sendiri. bagaimana bisa? Sebenarnya gangguan jin sama dengan gangguan medis. sakit medis yg kita alami sering kali dapat kita kenali tandanya dari kondsi fisik kita, warna kulit, lidah, kuku jari dan raut muka kita dan iris mata kita. Jika anda pernah membaca diagnosa penyakit dalam akupuntur, anda pasti paham hal ini. Demikianlah, halnya dengan gangguan jin.jika jin telah ada dalam diri kita maka akan nampak tandanya di wajah kita. Dengan banyak mengamati, kita akan mudah mengenalinya.