pertanian

pertanian
selamat bekerja

Senin, 23 Maret 2015

Sebuah Kisah Nyata: Ia Melakukan Zina dan Belum Bertaubat

 | 15/03/2015 14 Komentar

Ilustrasi. (Foto : bangcahyo.wordpress.com)
Ilustrasi. (Foto : bangcahyo.wordpress.com)
Akhwatmuslimah.com – “Bahkan jangan mendekati zina.” Allah memperingatkan kalian : “Bahkan jangan mendekati zina.” Kenapa? Karena kerusakan yang dihasilkannya, karena kesengsaraan yang dihasilkannya.
Sebuah kisah nyata yang di publikasikan di koran-koran Arab. Yang menceritakan kisah ini adalah orang yang melakukannya sendiri dan dia meminta kepada koran agar tidak mencantumkan namanya dia hanya ingin agar orang-orang mengetahui kisahnya. Dia mengisahkan :
Aku sedang di kampus dengan teman-teman dan punya banyak hubungan dengan gadis-gadis, pada suatu waktu aku bertemu dengan seorang gadis dan melakukan hubungan terlarang dengannya, aku terus melakukannya sampai dia menjadi hamil karenaku, dan ketika keluarganya mengetahui perkara ini, serta ketika gadis itu menceritakan tentang hal ini kepada keluarganya, saudaranya datang menghajarku, kemudian aku berkata kepadanya : “Aku tidak mengenal gadis ini, carilah orang lain yang menghamilinya.” Kemudian aku meninggalkannya dan pergi, dan karena mereka tidak mempunyai bukti untuk membuktikan kesalahanku, mereka meninggalkanku. Aku melupakan kejadian ini, tahun-tahun berlalu, aku pulang ke rumah pada suatu hari dan menemukan ibuku pingsan di lantai, aku mencoba menyadarkannya, tetapi kapanpun dia sadar, dia berteriak dan pingsan lagi, aku menyadarkannya kedua kalinya, tapi lagi-lagi dia berteriak dan pingsan, aku mencobanya untuk yang ke tiga kali sampai aku berkata :
“ibu, apa yang terjadi?”
dia berteriak dan berkata : “saudarimu!”
aku berkata : “apa yang terjadi dengan saudariku?”
dia berkata : “dia dihamili tetangga,”
Aku pergi mengunjungi tetangga itu dan aku mulai menyerangnya sampai dia berkata padaku, sebuah kalimat yang seperti anak panah yang menghujam hatiku, tahukah engkau apa yang dia katakan ?
Dia berkata : ” aku tidak mengenal adikmu, coba tanyakan orang lain yang menghamilinya”
Subhanallah hal yang sama seperti yang kuucapkan kepada keluarga gadis di kampus bertahun-tahun lalu, balasan tergantung amalan perbuatan. Dan begitulah, aku mengalami depresi yang berat setelahnya, kemudian setelah bertahun-tahun aku memutuskan untuk menikah, setelah bertunangan dan menikah, kami siap untuk pesta pernikahan, pada hari pesta pernikahan aku mendapatkan kejutan, bahwasanya calon pengantinku pernah melakukan zina sebelumnya, dia berkata padaku : “tutupi keburukanku semoga Allah juga menutupi keburukanmu.”
Aku berkata kepada diriku sendiri “sudah ya Rabbi cukup, cukup, cukup, aku sudah menjalani hukumanku.” Aku menghela napas mencoba menelan cobaan yang berat ini, dan aku menghabiskan banyak waktu dengan istriku sampai dia melahirkan seorang bayi perempuan yang bagaikan rembulan, kemudian ketika dia telah berusia 6 tahun, anakku datang dari luar dengan menangis, apa yang terjadi, penjaga rumah telah mempemperkosanya, laa hawla wa laa quwwata illa billah.
Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya. ( Al Anfal : 30 )
Kisah Pemuda di Zaman Nabi
Suatu hari ada seorang pemuda yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina!
Orang-orang pun bergegas mendatanginya dan menghardiknya, “Diam kamu! Diam!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Mendekatlah.
Pemuda itu pun mendekat lalu duduk.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Relakah engkau jika ibumu dizinai orang lain?
Tidak, demi Allah, wahai Rasul!” sahut pemuda itu.
Begitu pula orang lain, tidak rela kalau ibu mereka dizinai.
Lanjut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Relakah engkau jika putrimu dizinai orang?
Tidak, demi Allah, wahai Rasul!” pemuda itu kembali menjawab.
Begitu pula orang lain, tidak rela jika putri mereka dizinai.
Relakah engkau jika saudari kandungmu dizinai?
Tidak, demi Allah, wahai Rasul!
Begitu pula orang lain, tidak rela jika saudara perempuan mereka dizinai.
Relakah engkau jika bibi – dari jalur bapakmu – dizinai?
Tidak, demi Allah, wahai Rasul!
Begitu pula orang lain, tidak rela jika bibi mereka dizinai.
Relakah engkau jika bibi – dari jalur ibumu – dizinai?
Tidak, demi Allah, wahai Rasul!
Begitu pula orang lain, tidak rela jika bibi mereka dizinai.
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangannya di dada pemuda tersebut sembari berkata, “Ya Allah, ampunilah kekhilafannya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya.
Setelah kejadian tersebut, pemuda itu tidak pernah lagi tertarik untuk berbuat zina. (Hadits riwayat Ahmad).
Lihatlah hikmah yang indah dari nabi kita terkasih, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. 
Saudara saudariku… Jangan katakan hal ini terlalu banyak bagi orang yang tidak taat. Jangan!
Gadis dari kampus yang berzina dengannya di awal cerita juga punya saudara yang sedih akannya. Jadi Allah memberikannya hukuman kepada saudari si pemuda? ya! Dan dia akan mempunyai seorang suami, yang akan Allah tes kepada istrinya. Dan gadis itu juga mempunyai ayah yang hatinya hancur karenanya, jadi Allah memberikan tes juga kepada putrinya! Pahala tergantung dari amal perbuatannya. Jadi dia harus membawa hukuman atas perbuatannya. Dan untuk orang-orang yang tidak bersalah dalam kisah ini, maka itu cobaan untuk mereka. Allah mengangkat derajat mereka dan menghapus dosa-dosa mereka karenanya. Saudara/saudariku, Tuhan kita cemburu untuk wanita. Subhanallah! Dan Dia akan membalaskan dendam untuk mereka. Jadi berhati-hatilah.
Sebuah hadits menyebutkan: “Wahai anak Adam! Jika engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi”. (Hadits shahih diriwayatkan oleh at-Tirmidzi). [FB Handriadi Tenri/Akhwatmuslimah.com]
by http://www.akhwatmuslimah.com/2015/03/15/2114/sebuah-kisah-nyata-ia-melakukan-zina-dan-belum-bertaubat/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar