pertanian

pertanian
selamat bekerja

Minggu, 30 Maret 2014

Park Dong Shin Kisah Pria Korea Selatan Menemukan Kebenaran Islam



islam“Aku menemukan harapan dalam Islam, kemudian saya menjadi muslim,” ujar seorang mualaf dari Korea Selatan, Park Dong Shin yang kini mengubah namanya menjadi Abd Ar-Ra’oof. Park memeluk Islam saat usiannya 24 tahun. Sebelum memeluk Islam, ia merasa hidupnya hanya dipenuhi kegelapan, keraguan, kebingungan dan luka.
“Aku menulis ini (artikel kisah perjalanannya menuju Islam) untuk berbagi kepada kalian tentang sesuatu yang penting di hidupku, bagaimana aku menemukan hidup yang dipenuhi kegembiraan dan bagaimana aku menemukan makna hidup yang sebenarnya,” Park memulai kisahnya yang ia share di berbagai medsos miliknya, dari blog, fb, twitter hingga youtube.
Sejak kecil, Park telah tertarik dengan beragam budaya dunia. Pasalnya, sang ayah merupakan seorang teknisi kapal yang mengunjungi berbagai negara di belahan dunia. Park pun seringkali berinteraksi dengan warga asing. Oleh karena itu, Park tak asing pula dengan beragam agama di dunia.
Pencarian hidupnya dimulai ketika terjadi krisis moneter di Korea pada akhir 90-an. Keluarganya jatuh miskin. Orang tuanya bercerai. Ia pun kemudian terpaksa tinggal di asrama sekolah. Park miris melihat kondisi masyarakat yang kapitalis. Bahkan di sekolahnya pun, ia melihat hanya materialisme yang dipentingkan. Disitulah ia kemudian berfikir, ada tujuan hidup yang mulia dibanding sekedar mengejar materi.

Hati dan pikiran pria kelahiran Busan itu pun mulai dipenuhi pertanyaan. “Mengapa aku harus hidup?”, “Apa tujuan hidup itu”, “Dimana Tuhan?”, dan pertanyaan serupa. Ia pun kemudian tertaruk dengan agama. Ia datang ke gereja untuk menempuh jalan yang benar. Namun ia tak mendapatkannya.

Hingga kemudian Park menonton beberapa film hollywood yang kisahnya menyudutkan agama Islam. Bukan terpedaya, Park justru melihat ada kemunaikan di dalamnya. Ia pun mencari kebenaran akan Islam. Ia pergi ke perpustakaan dan membaca buku agama Islam.

“Aku mengunjungi banyak gereja dan mempelajari Al Kitab, namun aku tak berfikir untuk mempelajari Islam. Karena aku tak tahu kalau Islam adalah agama Allah. Aku pun mempelajarinya. Dan Islam, ini adalah kebenaran,” ujar Park. 
Park terpesona, Islam menjawab segala pertanyaannya. Islam juga memberikan harapannya untuk tak terpedaya kapitalisme. Materi bukanlah tujuan hidup. Begitu terpesona saat mengenal Islam, yang ada di benak park hanya satu, “Mengapa selama ini aku tak pernah tahu tentang Islam?” ujarnya menyesal baru mengenal Islam.

Park pun kemudian jatuh hati pada Islam. Ia mulai serius mendalami Islam. Park mendaftar keangotaan masyarakat muslim di internet kemudian mendapat konseling dari komunitas muslim. Ia pun kemudian mendatangi Masjid Seoul untuk mendapat bimbingan lebih lanjut.

“Aku pergi ke Masjid Seoul setiap hari Sabtu untuk mengambil kelas bahasa Arab dan Islam. Aku tak mengerti bahasanya, tetapi ajaran Arab dan Quran bagai bahasa langit dan malaikat. Aku pun menjadi yakin bahwa Islam adalah rahmat dan karunia Allah bagi umat manusia. Ada banyak agama di dunia dan mereka adalah buatan manusia , namun Islam adalah agama diungkapkan langsung oleh Allah melalui malaikat dan karenanya dibuat langsung oleh Tuhan,” ujarnya.

Setelah memantapkan hati, Park kemudian mengiucapkan syahadat. Ia mendapati Islam begitu indah. Islam menuntutn pada kebenaran. “Anda akan terkejut setelah Anda mengenal Islam . Bagaimana bisa ada seperti agama yang sempurna dan indah?” ujarnya.

Belajar ke Haramain
Park benar-benar terpesona dengan ajaran Islam. Ia tak pernah puas mempelajari dinnullah di tempat tinggalnya di Seoul. Ia ingin menempa lebih banyak ilmu. Maka berankatlah ia ke Haramain untuk belajar langsung di tanah kelahiran Islam.

Park begitu bersemangat. Ia berkeinginan dapat mendakwahkan Islam dengan baik. “Aku pergi ke Arab Saudi untuk belajar Al Qur’an dan Al Hadits. Aku juga membutuhkan pemahaman untuk dakwah. Bahkan setelah datang ke Madinah Al Munawarah, aku telah memulai dakwah melalui online. Aku membuat website dan berbincang dengan banyak orang Korea untuk mengenalkan mereka pada Islam,” tuturnya.

sumber : http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/13/10/14/mumxxm-kisah-pria-korea-selatan-menemukan-kebenaran-islam

Pilih Neraka Yang Mana


Salah satu warga Indonesia meninggal dan karena amal perbuatan kurang baik nya salam hidup ia dikirim menuju ke neraka. Di sana ia mendapatkan bahwa ternyata neraka itu berbeda-beda bagi tiap negara asal.
Pertama ia ke neraka orang-orang Australia dan bertanya kpd orang-orang Australia di situ: "Kalian diapain di sini?"
Orang Australia menjawab: "Pertama-tama, kita didudukan di atas kursi listrik selama satu jam. Lalu didudukan di atas kursi paku selama satu jam lagi. Lalu disiram dengan bensin dan disulut api. Lalu, setan Inggris muncul dan memecut kita sepanjang sisa hari."
Karena kedengarannya tidak menyenangkan, si orang Indonesia menuju keneraka lain. Ia coba melihat-lihat bagaimana keadaan di neraka AS, neraka Jepang, neraka Rusia dan banyak lagi. Ia mendapatkan bahwa kesemua neraka-neraka itu kurang lebih mirip dengan neraka orang Inggris.
Akhirnya ia tiba di neraka orang Indonesia sendiri, dan melihat antrian sangat-sangat panjang yang terdiri dari orang berbagai-bagai negara (tidak cuma orang Indonesia saja) yang menunggu giliran untuk masuk neraka Indonesia .
Dengan tercengang ia bertanya kepada yang ngantri: "Apa yang akan dilakukan di sini?" Ia memperoleh jawaban: "Pertama-tama, kita didudukan diatas kursi listrik selama satu jam. Lalu didudukan di atas kursi paku selama satu jam lagi. Lalu disiram dengan bensin dan disulut api. Lalu setan Indonesia muncul dan memecut kita sepanjang hari."
"Tapi itu kan sama persis dengan neraka-neraka yang lain toh. Lalu kenapa dong begitu banyak orang ngantri untuk masuk ke sini?"
"Di sini service-nya sangat-sangat buruk, kursi listriknya nggak nyala, karena listrik sering mati...kursi pakunya nggak ada, tinggal pakunya aja karena kursinya sering diperebutkan. ..bensinnya juga nggak ada tuh, karena harganya melambung tinggi, malah di tahun 2012 katanya mau naik lagi dan setannya adalah mantan anggota DPR, jadi ia cuma datang, tanda tangan absensi, lalu pulang." : http://duniakisahnyata.blogspot.com/2013/03/cerita-horor-menyeramkan-tapi-lucu-dan.html#more
by

MUJIZAT TERJADI DI MESIR..



Siapa tidak menyangka kota Cairo Mesir menerima mujizat Tuhan yang terbesar dimana Pegunungan Mokattam bagian Timur Cairo berpindah sejauh 3 (tiga) kilo meter kesebelah barat, berikut simak ceritanya :

Sekiranyanya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi dapat memindahkan gunung (Matius 17 : 20). Jika kita menghadapi masalah pasti Tuhan akan memberikan jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut. Seorang Khalifa Mesir pada Abad 10 atau tepatnya pada tahun 979 Masehi, namanya Kalifah AL-Mui'z Li Din Allah (nama tersebut mempunyai arti pengelola/ pembela agama Allah, dalam hal ini Islam) bertemu dengan Paus bernama Abraham bi Zara, Khalifa tersebut langsung bertanya kepada Paus tersebut katanya : “bukankah dalam Alkitab tertulis jika iman mu sebesar biji sesawai dapat memindahkan gunung ?”, langsung dijawab oleh Paus Abraham bin Zara : “Ia” ... dan Apakah Engkau percaya dengan Alkitab mu, dijawab Paus : “Ia...” dan Ia bertanya kepada Paus lagi : “apakah engkau percaya bahwa dapat memindahkan gunung ?” dan dijawab Paus : “Ia”... Khalifa langsung bukan meminta tetapi menyuruh Paus ini untuk memindahkan gunung, dan Khalifa menunjuk gunung Mokattam disebelah Timur Kota Cairo untuk pindahkan gunung itu...ke sebelah barat...dan dijawab oleh Paus bahwa “Kami tidak dapat berbuat apa-apa tanpa campur tangan dan pertolongan dari Tuhan.. Kemudian Kalifa menjawab dengan ancaman bahwa : “baiklah saya memberikan kamu kesempatan 3 (tiga) hari saja untuk memindahkan gunung Mokattam ini jika tidak maka risikonya semua orang Kristen di Cairo akan dibunuh.

Dengan segera Paus mengumpulan seluruh jemaatnya untuk berpuasa 3 (tiga) hari 3 (tiga) malam bahkan termasuk ternak mereka juga harus berpuasa. Dan akhir dari hari yang ketiga tersebut, Bunda Maria /Ibu Yesus menampakan dirinya dan berkata kepada Paus itu “Kamu jangan takut gunung itu pasti akan pindah”, caranya Paus harus mengundang Khalifa tersebut dan menemukan seseorang yang hanya mempunyai satu mata saja yang sedang membawa keranjang air dan Dia orangnya sangat baik dan beriman. Pertanyaannya kenapa harus mencari dan mendapatkan orang buta sebelah tersebut yang selanjutnya sibuta tersebut bernama Sant.Simon, sehingga Gereja Gua Batu ini bernama Sant.Simon: Kisah Simon ini dikenal berhati mulia, mengapa matanya cuma satu, ternyata Sant.Simon menterjemahkan Alkitab secara harafiah : “kalau matamu merusak engkau maka harus dicungkil dari pada tubuh mu masuk neraka”. Menurutnya Ia melakukan dosa, yang mana Dia tukang Sol sepatu dengan tidak sengaja tunduk melihat aurat wanita, akhirnya si Sant. Simon mencungkil satu matanya.



Disamping kerja tukang sol sepatu, dia juga membawa keranjang air, bekerja membantu orang miskin, orang lemah untuk distribusi air sungai nil. Karena ia berhati mulia maka ia dipilih Bunda Maria untuk mendampingi Paus Abraham bin Zara untuk saksi mujizat terbesar ini.


Selanjutnya hari keempat setelah berpuasa, Abraham bin Zara beserta Sant.Simon membawa Khalifa didaerah pegunungan tersebut, tiba pegunungan tersebut mereka berdoa selama 3 jam dan meneriakan ‘Kyrie Eleison’ ‘Kyrie Eleison’ dalam bahasa Yunani yang berarti ‘Lord, have mercy’ atau ‘Tuhan, kasihanilah kami’ sebanyak 412 kali dan mujizat terjadi pegunungan sebelah Timur itu terangkat dan matahari berada ditengah dasar berpijak, kemudian mereka berdoa terus dan pegunungan timur Mochatam berpindah kesebelah barat dengan jarak 3 kilo meter dari Kota Cairo, dan selanjutnya si Kalifa Almu’as berkata “stop-stop” aku telah melihat bagaimana tangan Tuhan Allah mu yang punya kuasa bekerja...


Setelah Kalifa ini melihat mujizat Tuhan maka Ia merasa bahwa pekerjaannya yang Ia geluti selama ini tidak ada artinya dihadapan Tuhan, akhirnya Ia menyerahkan dirinya untuk mengikuti Tuhan, kemudian hari berikutnya dia dibabtis menjadi orang kristen dan namanya berubah menjadi Stefanus.Untuk menghindari protes orang lain maka Stefanus pindah ke padang gurun.


Cerita ini telah tercatat dalam sejarah bangsa Mesir dan bahkan sampai menceritakan mengapa sampai Kalifa pindah ke padang gurun dan sampai mati melayani Tuhan. Kalifa yang menjadi Stefanus dikuburkan di antara jalan Cairo dan Alexandria yang lokasinya disebut Aldi Allmakrun tetapi ada juga yang mengatakan bahwa tulang belulangnya dipindahkan ke Gereja Gantung / Al-Mu'allaqah (Hanging Curch) di Babylon (sekitar daerah kota Kairo lama) tetapi tidak ada dokumen yang menceritakan dengan jelas
by: http://sempurnaselalu.blogspot.com/2010/10/mujizat-terjadi-di-mesir.html

Senin, 17 Maret 2014

Dahsyatnya Doa Orang Tua


Diposkan oleh Admin BeDa pada Selasa, 07 Januari 2014 | 10.20 WIB

Dahsyatnya doa ibu (ilustrasi)
Doa orang tua adalah syarat utama bagi suksesnya seorang anak. Karena doa, adalah perlambang ridho. Sedangkan dalam hadits disebutkan, bahwa ridho Allah tergantung ridho orang tua dan murka Allah tergantung pula dengan murka orang tua.

Doa dari orang tua kepada anaknya adalah perlambang cinta. Ia tidak tergantung dengan bakti kita kepada keduanya. Sehingga, tidak jarang kita jumpai, banyak anak-anak durhaka yang tetap didoakan oleh orang tuanya, lebih-lebih lagi seorang ibu. Meskipun, dengan sempurnanya bakti, doa itu akan semakin terasa khasiatnya.

Sudah banyak cerita, sejak dulu hingga masa yang akan datang. Banyak contoh tentang kasus bakti anak kepada orang tuanya. Ketika berbakti, maka sukses, selamat dunia dan akhirat adalah jaminannya. Sementara, ketika durhaka, maka siksa adalah balasan yang tak mungkin dielakkan, oleh siapapun. Parahnya, siksa bagi mereka yang durhaka ini tidak hanya diberikan di akhirat, melainkan juga ditimpakan juga ketika pelakunya masih hidup di dunia.

Pada sebuah sore, di rumahnya yang megah, seorang sahabat bertutur. Tentang khasiat doa orang tua bagi kesuksesan dirinya. Orang ini memulai karir sebagai kuli di salah satu stasiun televisi ternama di negeri ini. Dalam sebuah kesempatan, stasiun televisi yang akan mengadakan konser akbar ini, ketika zaman dahulu panggung masih menggunakan kayu, mengalami sebuah kejadian yang tidak diharapkan.

Panggung yang sudah disiapkan untuk konser itu roboh tepat tiga puluh menit sebelum konser dimulai. Sang produserpun bingung, hingga akhirnya, ia menawarkan kepada kumpulan kuli-kuli yang ada di tempat itu, “Siapa yang bisa membetulkan panggung konser itu dalam waktu kurang dari tiga puluh menit?” Serta merta, kumpulan kuli yang memang mempunyai keahlian dalam bidang pertukangan itu langsung menyanggupi tantangan sang produser. Hanya dalam waktu lima belas menit, panggung yang porak poranda bisa dibetulkan dengan kualitas prima. Alhasil, rombongan kuli itu merasa sumringah dan mendapatkan kesempatan melihat konser itu dari dekat. Sesuatu yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Esok harinya, sang produser kembali mendatangi kumpulan kuli-kuli itu dengan bertanya aneh, “Siapa yang kemarin membetulkan panggung untuk acara konser?” Mereka yang telah berjasa itu, malu mengakui. Bukan lantaran gengsi, tapi lebih kepada perasaan takut. Khawatir disalahkan, takut jika ada barang-barang yang hilang, dan seterusnya. Kemudian, setelah sang produser mengatakan lugas, “Saya mau mengucapkan terima kasih.” Serta merta, mereka berebut mengacungkan jarinya.

Cerita berlanjut, hingga beberapa dari mereka diangkat ke jenis pekerjaan yang lebih baik. Mulai diajak untuk mengikuti shooting sebagai pembawa alat-alat studio, hingga kemudian belajar, dan terus belajar. Pengalaman yang lama itu kemudian mengantarkan salah seorang dari mereka, sebut saja Bayu, menuju puncak karir. Ia berhasil menguasai semua teknik dalam dunia perfilman, hanya berbekal dari melihat dan praktek di lapangan. Dalam hal ini, benarlah sebuah nasehat bahwa pengalaman adalah guru yang paling baik.

Lambat laun, ia mulai berfikir untuk maju. Hingga akhirnya, dia mulai serius dalam dunia perfilman itu. Sebelum itu, hanya sebagai seorang kuli angkat, ia sempat berada dalam dasar keterpurukan. Bahkan, istrinya minta diceraikan karena ketidakmampuannya dalam mencukupi kebutuhan keluarga.

Lantaran sakit hati itu pula, ia mempunyai semangat yang tinggi untuk membuktikan. Berbekal semangat itu pula, ia tak lupa meminta doa dan dukungan dari orang tuanya di kampung. Hingga akhirnya, kesungguhan bertemu dengan momentum. Karirnya mencapai puncak. Di stasiun televisi tempat dia bekerja itu, posisinya sudah tak tergantikan. Hingga kemudian, ia merasa bosan dan memutuskan untuk resign. Selepas resign, ia memutuskan untuk bekerja free lance dengan membuatProduction House sendiri. Bagi Bayu, ini hal yang mudah. Karena seluk beluk tentang dunia ini sudah dia kuasai. Terkait order, dia justru bingung, “Jika orang lain kebingungan dalam mencari order, saya justru bingung karena kebanyakan order. Sementara modal saya pas-pasan.” Kemudian, dia melalangbuana ke berbagai stasiun televisi di negeri ini. Hingga karyanya diterima di mana-mana. Mulai dari RCTI, ANTV, TRANS, MNC TV, METRO TV, dan stasiun-stasiun televisi lain seperti Kompas TV dan seterusnya.

Di sinilah cerita lain bermula. Lantaran kebanyakan order, ia menjadi pemburu rupiah. Bahkan, sholat sering lupa lantaran sibuk. Ditambah lagi, orang tuanya sudah meninggal lantaran usia. Sehingga, ujarnya sambil mengenang, “Jadi, setelah orang tua wafat, nyaris tak ada yang mengingatkan saya. Sholat lupa, karena alasan sibuk dan seterusnya.” Tak ayal, kerajaan bisnis yang ia bangun itu mulai mengalami kemunduran. Padahal, dari segi saingan, ia tidak memiliki lawan yang berarti.

Namun, kehancuran sebuah kerajaan bisnis, atau apapun, selalu mempunyai ceritanya sendiri. Apalagi, jika faktor-faktor pendukung asasinya sudah mulai diabaikan.

Perlahan, banyak tagihan macet. Dari stasiun televisi sendiri, mempunyai sistem jangka pembayaran yang lama, sehingga butuh dana besar untuk modal. Paling cepat, pembayaran dari stasiun televisi itu tiga pekan. Itupun haya satu stasiun, yang lain antara 1-3 bulan. Uang modalnya sendiri banyak yang dibawa kabur oleh pihak-pihak yang diajak kerja sama. Bahkan, ia menuturkan, salah satu ustadz yang ia promosikan via PH-nya itu, tidak membayar uang tagihan yang jumlahnya ratusan juta rupiah. Ketika kami tanyakan, ia berujar ikhlas, “Itu sudah tidak saya pikirkan, mas. Biarlah ustadz itu saja yang menanggung dosanya. Saya sudah cari ke mana-mana, tapi dia selalu lari dan banyak janji. Saya mau fokus dengan usaha baru saya saja.”

Terkait ketergelincirannya itu, pria asal Jepara ini sudah menemukan penyebab utamanya, “Mulanya dari ketiadaan doa orang tua. Karena sampainya saya ke puncak karir itu, sebab utamanya adalah doa beliau. Setelah orang tua saya wafat, saya oleng. Tidak dapat doa dari mereka, tidak ada yang mengingatkan saya. Sehingga, ketika Allah menarik semua kekayaan yang sempat diberikan itu, saya ikhlas. Karena saya sudah sangat jauh dariNya dan melalaikan perintah-perintahNya.”

Dalam perbincangan hangat di sore hari itu, akhirnya kami berpamit. Bayu harus meluncur ke bilangan Jakarta karena ada urusan terkait pameran yang sedang diselenggarakan oleh rekan-rekannya yang lain. Sementara kami, melanjutkan jalan-jalan menikmati hari yang mulai malam.

Alhamdulillah, Rasulullah memang tak pernah berdusta. Perintah silaturahim yang digalakkan sejak seribu empat ratusan tahun yang lalu itu memang mempunyai dampak yang dahsyat. Kami berhasil mendapatkan hikmah yang sangat mahal, langsung dari pelaku sejarahnya.

Semoga kita semakin mengerti. Bahwa doa orang tua adalah syarat utama kesuksesan seorang anak. Jika saat ini, banyak cita-cita kita yang belum tercapai, maka jalan yang harus kita tempuh adalah mendatangi orang tua kita. Mencium tangannya, kedua pipi dan keningnya. Lantas, meminta dengan tulus agar beliau selalu membawa nama kita dalam doa mereka. Memang, tanpa dimintapun, beliau akan selalu mendoakan. Tapi bagi kita, anak-anaknya, minta didoakan adalah perlambang rendah hati, bahwa kita menghargai orang tua kita, bahwa kita membutuhkan mereka, sehebat apapun kita saat ini. []


Penulis : Pirman
Redaksi Bersamadakwah.com 
http://www.bersamadakwah.com/2014/01/dahsyatnya-doa-orang-tua.html

Kisah Nyata, Rejeki Lancar Setelah Nyaosi Orang Tua


Diposkan oleh Admin BeDa pada Rabu, 23 Oktober 2013 | 18.30 WIB

Menggendong orang tua (foto humanityislam.com)
Kisah nyata ini diceritakan oleh ustadz Cahyadi Takariawan dalam bukuBahagiakan Diri dengan Satu Istri. Seorang mubalig teman beliau pernah didatangi oleh laki-laki yang telah sekian lama berumah tangga. Laki-laki ini menyampaikan masalahnya; usaha yang dilakukannya tidak ada yang membuahkan hasil. Akibatnya, ia masih berkutat pada masalah ekonomi. Hari demi hari.

“Apakah selama ini Anda pernah nyaosiorang tua Anda?” tanya sang mubalig.Nyaosi adalah memberi karena rasa hormat dan sebagai wujud bakti. Nyaosi orang tua artinya memberikan harta/uang kepada orang tua sebagai tanda bakti dan ungkapan rasa terima kasih atas kebaikan mereka.

“Wah, itu belum pernah kami lakukan karena kami belum memiliki kecukupan materi,” jawab lelaki itu.

“Mulailah dari sekarang. Berikan kepada orang tua Anda, berapapun yang Anda punya, sebagai tanda bakti dan balas jasa Anda kepada mereka.”

Sejak mendapatkan nasehat itu, lelaki ini selalu menyisihkan penghasilannya untuk diberikan kepada orang tua. Setiap bulan, lelaki ini mengirim uang kepada orangtuanya. Dan subhanallah... seiring dengan bakti itu, rejekinya pun semakin lancar. Atas ijin Allah, usahanya semakin berkembang. Gerainya terus bertambah, dari supermarket ke supermarket lainnya.

Pada satu kesempatan, lelaki ini mengundang sang mubalig ke rumahnya. Di sana ia menggelar acara tasyakuran atas keberhasilan usahanya. Tak lupa, di acara itu ia memberikan kesaksian bahwa anugerah Allah ini ia dapatkan setelah ia secara rutin nyaosi orang tuanya.

Saudaraku...
Sudahkah kita mengamalkan ini? Berinfak dan memberi hadiah kepada orang tua, nyaosi orang tua. Jika saat ini kita memiliki masalah yang lama belum tuntas, boleh jadi Allah akan memberikan solusi ketika kita kembali berbuat baik kepada orangtua. Jika ada sakit yang mendera kita, boleh jadi Allah akan menyembuhkannya setelah kita mengokohkan birrul walidain kita.
Jika kita merasa terhimpit dalam urusan rejeki, bisa jadi Allah akan melancarkannya seperti pada kisah nyata yang baru saja kita baca.

Tentu, bukan itu orientasi amal shalih kita. Bukan keuntungan duniawi yang kita harapkan dari bakti kita. Itu hanya “bonus” yang dianugerahkan Allah Azza wa Jalla. Yang harus menjadi niat kita berbakti kepada orang tua, nyaosi orang tua, adalah karena ia merupakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kita lihat Surat Al Baqarah ayat 215. “Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah, ‘Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.’ Dan apa saja kebajikan yang kamu lakukan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.”

Dalam ayat ini, ibu bapak disebut duluan. Orang tua disebut pertama. “Inilah jalur-jalur nafkah,” kata Maimun ibnu Mahran seperti dikutip Ibnu Katsir dalam tafsirnya.

Sayyid Qutb dalam Fi Zilalil Qur’an pun menyimpulkan bahwa infaq itu pertama-tama untuk memenuhi kebutuhan orang tersebut dan orang tua serta keluarganya. Dan sungguh arahan ayat ini sangat sesuai dengan fitrah manusia yang mencintai diri dan keluarganya. “Hal ini tidak membahayakan sama sekali,” kata Sayyid Qutb, “bahkan dalam hal ini terdapat hikmah dan kebaikan.”

Maka, sudahkah kita berinfaq kepada orang tua kita? Nyaosi mereka. Mari kita amalkan, dan kemudian... lihatlah apa yang terjadi. [Abu Nida]
http://www.bersamadakwah.com/2013/10/kisah-nyata-rejeki-lancar-setelah.html