pertanian

pertanian
selamat bekerja

Rabu, 19 September 2012


Konservasi Tanah dan Air di Lahan Kering

Berdasarkan data yang dibuat oleh puslitbangtanak pada tahun 2002, potensi lahan kering di Indonesia sekitar 75.133.840 ha. Suatu keadaan lahan yang sangat luas. Akan tetapi lahan2 kering tersebut tidak begitu menghasilkan dan berguna bagi masyarakat yang tinggal di sekitar area lahan kering. Hal ini disebabkan oleh masih kurangnya teknologi pengelolaan lahan kering sehingga sering mengakibatkan makin kritisnya lahan2 kering.
Erosi, kekurangan air dan kahat unsur hara adalah masalah yg paling serius di daerah lahan kering. Paket2 teknologi untuk mananggulangi masalah2 tersebut juga dah banyak, akan tetapi kurang optimal di manfaatkan karena tidak begitu signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan petani daerah lahan kering. Memang perlu kesabaran dalam pengelolaan daerah lahan kering, karena meningkatkan produktivitas lahan di daerah lahan kering yang kondisi lahannya sebagian besar kritis dan potensial kritis tidaklah mudah.
Konservasi tanah dan air merupakan cara konvensional yang cukup mampu menanggulangi masalah diatas. Dengan menerapkan sisitem konservasi tanah dan air diharapkan bisa menanggulangi erosi, menyediakan air dan meningkatkan kandungan hara dalam tanah serta menjadikan lahan tidak kritis lagi. Ada 3 metode dalam dalam melakukan konservasi tanah dan air yaitu metode fisik dengan pegolahan tanahnya, metode vegetatif dengan memanfaatkan vegetasi dan tanaman untuk mengurangi erosi dan penyediaan air serta metode kimia yaitu memanfaatkan bahan2 kimia untuk mengaawetkan tanah.
Menurut Sitanala Arsyad (1989), Konservasi Tanah adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukkannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Sedangkan konservasi Air menurut Deptan (2006) adalah upaya penyimpanan air secara maksimal pada musim penghujan dan pemanfaatannya secara efisien pada musim kemarau. Konservasi tanah dan konservasi air selalu berjalan beriringan dimana saat melakukan tindakan konservasi tanah juga di lakukan tindakan konservasi air.
Dengan dilakukan konservasi tanah dan air di lahan kering diharapkan mampu mengurangi laju erosi dan menyediakan air sepanjang tahun yang akhirnya mampu meningkatkan produktivitasnya. Tanah2 di daerah lahan kering sangat rentan terhadap erosi. Daerah lahan kering biasanya mempunyai curah hujan yg rendah dan intensitas yg rendah pula, dengan kondisi seperti itu menyebabkan susahnya tanaman2 tumbuh dan berkembang, padahal tanaman merupakan media penghambat agar butiran hujan tidak berbentur langsung dengan tanah. Benturan seperti inilah yg menyebabkan tanah mudah terurai sehingga gampang di bawa oleh aliran air permukaan dan akhirnya terjadi erosi. Pemanfaatan vegetasi pada system konservasi tanah dan air selain sebagai penghambat benturan juga berguna sebagai penghambat aliran permukaan, memperbaiki tekstur tanah dan meningkatkan kadar air tanah.
Penggabungan metode vegetatif dan fisik dalam satu teknologi diharapkan mampu mengefisienkan waktu dan biaya yg dibutuhkan. Misalkan penanaman tanaman pada sebuah guludan ato penanaman tanaman di sekitar rorak. Dan langkah terakhir yg di harapkan adalah penanaman tanaman yg bernilai ekonomis tinggi seperti jambu mete.

Pranala di Blog ini:


Ilmu Tanah
Tanah dan Lahan
Tanah
Susunan Utama Tanah
Segitiga Tekstur
Evaluasi Lahan
SUMBERDAYA
Pertanian Berkelanjutan
Pertanian Organik, Latar Belakangnya
Resep Pembuatan Kascing Dari Segi Ilmu Tanah
LAHAN KERING
Konservasi Tanah dan Air di Lahan Kering
Konservasi Tanah di Pulau Nusa Penida
EROSI DAN PERUBAHAN IKLIM
Pengaruh Tutupan Kanopi terhadap Besarnya Erosi Tanah
Prediksi Erosi dengan USLE dan Sistem Informasi Geografi
Klimatologi untuk Pertanian
Klasifikasi Iklim
MIKORIZA
Mikoriza, Tanah dan Tanaman di Lahan Kering
PERTANIAN PADA MASA BALI KUNO
Sejarah FOKUSHIMITI (Forum Komunikasi Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah Indonesia)
Struktur Organisasi FOKUSHIMITI
Potensi Sampah Kota Sebagai Sumber Bahan Organik
Sampah dan Permasalahannya
Sistem Informasi Geografi (SIG)/Geographic Information System (GIS)
Aplikasi GIS untuk Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson
Implementasi SIG dalam Menunjang Pertanian Berkelanjutan
Peta Jenis Tanah Bali
Evaluasi Kesesuaian Curah Hujan, Temperatur dan Ketinggian untuk Tanaman Pisang dengan GIS
Aplikasi SIG dalam Proses Perencanaan

42 Tanggapan ke “Konservasi Tanah dan Air di Lahan Kering”

  1. leo Says:
    bagaimana konservasi tanah dan air yang dapat dilakukan di lahan lahan basa? karena kwalitas airnya pun kurang baik….
  2. La An Says:
    apa sih lahan basah?
    menurut lablink.or.id Lahan basah adalah suatu wilayah yang tergenang air, baik alami maupun buatan, tetap atau sementara, mengalir atau tergenang, tawar asin atau payau, termasuk di dalamnya wilayah laut yang kedalamannya kurang dari 6 m pada waktu air surut paling rendah. contohnya sawah dan rawa.
    apa sih yg menentukkan kualitas air? kualitas air di tentukkan oleh sumber dan juga tempat dan bahan yang dilewatinya untuk sampai ke tempat kita.
    masalah yg sering di alami oleh teman2 yg berada di lahan basah adalah kelebihan air (terbalik 180 derajat dengan lahan kering :) ), pembauatn saluran2 irigasi adalah hal pertama yg harus dilakukan, tp jangan sampai ini dilakukan di lahan gambut. dengan pembuatan salauran ini di harapkan air akan cepat keluar dari tempatnya tergenang.
    ada banyak cara untuk meningkatkan kualitas air, sperti penyaringan ato pemurnian. pemanfaatan bahan alampun saat ini dah banyak di lakukan untuk penyaringan air, teruatama pemanfaatan batuan yg mempunyai kapasitas tukar kation yg tinggi seperti batu gamping
  3. aziz Says:
    konservasi tanah dan air memerlukanpenerapanoleh petani,sehinggahasilekonominyapun perlu dipertimbangkan untukkeberhasilannya…bagaimana cara menghitung nilai ekonomi lingkungan kegiatan konservasi tanah dan air? mohonpenjelasan
  4. La An Says:
    yup, benar sekali. segala teknologi yg diciptakan sebaiknya bisa diterapkan dilapangan dengan biaya ekonomi yg seminimal mungkin. tp kendala yg di alami selama selama ini adalah penciptaan teknolgi jarang menghasilkan itu. bukannya ga pingin tapi memang dalam penciptaannya agak susah. tp metode penelitian yg memanfaatkan bahan2 disekitar lokasi penerapan mungkin bisa membantu meminimalisir biaya yg dibutuhkan, seperti penciptaan emiter untuk irigasi tetes di Lombok oleh pak Hamzah. beliau memanfaatkan bahan2 yg terbuang percuma seperti serbuk gergaji utk bahan utama.
    ada 1 hal lagi yg perlu di perhatikan kenapa teknologi di lahan kering agak susah berkembang yaitu karena masalah sosial budaya yg berbeda dan kondisi kemiskinan. hal ini menyebabkan teknologi dan jenis penerapnnya berbeda2 utk setiap daerah dan wilayah
  5. Slamet Rianto Says:
    Konservasi air untuk lahan kering bisa juga menggunakan metode SRI. Terutama dalam budidaya tanaman padi. Saya pernah melakukan penelitian (skripsi) budidaya padi menggunakan SRI, dan ternyata hasilnya lebih memuaskan dibanding metode konvensional.
    Bagi Anda yang tertarik dengan SRI, mari kita diskusi bisa lewat emailmet_rianto@yahoo.com. Terima kasih
  6. La An Says:
    makasih mas slamet dah mampir diblog saya
    wah asyik nih ada ahli konservasi air yg mampir kesini
    trus terang saya ga pernah ngeliat dan ga tau keunggulan metode SRI ini dibanding metode konservasi air yang lain. bisa dijelasin ga mas apa itu metode konservasi Air SRI dan apa keunggulannya dibanding metode lainnya. mungkin utuk saat ini itu aja dulu mas
  7. wahid Says:
    apa sih konservasi tanah itu?
  8. La An Says:
    sabar ya…
    entar lagi ada tulisan yang membahas contoh dari konservasi tanah
    mudah2 bisa jadi secepatnya
  9. Yoga Says:
    Bagaimana seharusnya budidaya tanaman yang dapat dilakukan di lahan kering ? Apa dengan tanaman tahunan atau tanaman semusim ?
    Dengan sistem alley cropping gimana ? Bagaimana jika dibuat dengan integrated farm ?
  10. La An Says:
    budidaya tanaman di lahan kering bisa untuk tanaman semusim atau tanaman setahun. ada sistem pertanian 3 strata yg dilakukan di bali. sistem ini mengkombinasikan tanaman semusim, tanaman setahun, tanaman tahunan dan peternakan. secara penelitian lumayan berhasil, tapi dalam pengaplikasiannya dilapangan ga begitu bagus, karena kurangnya keinginan untuk bertani.
    pemilihan jenis2 tanaman semusim dan tanaman tahunan sangat tergantung dari ketersediaan air. makanya tanaman seperti singkong, jagung, kacang2an merupakan jenis2 tanaman andalan di lahan kering, memanfaatkan mikoriza juga bisa dilakukan.
    saat ini lagi bnyak penelitian kultur jaringan yg mencoba menciptakan tanaman2 yg bisa bertahan dalam keadaan kering.
    pemilihan sistem2 pertanian seperti alley cropping ataupun intergrated farm sangat tergantung dari keadaan lahan kering, misalnya lereng, keadaan air, sosial masyarakat dan banyak hal.
    coba lihat sistem pertanian di Nusa Penida. terus terang saya tercengang melihat terasering disana

 
manusia (Kartasapoetra, 1985).Erosi yang berlangsung secara alamiah, terjadi melalui tahap-tahap berikut :1.Tahap
dispersi
atau pemecahan agregat-agregat tanah atau bongkah-bongkahtanah kedalam partrikel-pertikel tanah yaitu butiran-butiran tanah yang kecil.2.Pengangkutan/Pemindahan partrikel-pertikel tanah tersebut dengan melalui penghanyutan atau kekuatan angin.3.Sedimentasi/pengendapan partikel-partikel tanayang terpindahkaatauterangkut menuju ke tempat-tempat yang lebih rendah atau di dasaer sungai.Di daerah beriklim tropika basah, airlah yang merupakan penyebab utamaerosi tanah. Sedangkan angin tidak mempunyai pengaruh yang berarti. Proses erosioleair merupakan kombinasi sub proses yaitu penghancuran struktur tanahmenjadi butir-butir primer oleh energi tumbuk butir-butir hujan yang menimpa tanahdaperendaman oleh aiyang tergenang (prosedispersidan pemindahan(pengangkutanbutir-butir tanah olepercikan hujan dan penghancurastruktur tanah diikutpengangkutan butir-butir tanah tersebut oleair yanmengalir di permukaan tanah (Arsyad, 1989).
Kehilangan Relative Tanah
Kegiatan awal dalam praktek sistem karkulasi pada rotasi minimum yaknimenentukan hilangnya relative tanah yang berasal dari rotasi. Hal ini ditunjukan oleh banyak sekali data eksperimen dari berbegai negara pada berbagai macam tanah. Datasangat
reel 
saaini terlihat padtanamajagung tanpa managemen100% akan
 
mengakibatkan penurunan relative tanah sebedar 0,5% jika terjadi penanaman jagungsecara terus-menerus.Bila kehilangan relative tanah ditinjau dari hasil panen sebanyak 60% tanpamenegement yang bagik maka jika hasil panen sebesar 2 ton, berarti kurangnya relatif tanah menjadi 0,60 x 0,80 x 100 = 48%.Berkurangnya tanah jugdapamempengaruhi kehilangan relative tanah,dimana sebanyak 48% diperoleh pengurangan sebanyak (0,80 x 48) hingga 38,4%hampir turun sampai 1-3 maksimum tanpa pelaksana menagementPembuktiankombinasi praktek pengurangan kemiringatanah. Dengan kata lain penggunaan praktek pengurangapenggunaan tanapada leveyang konsistedenganmanagement yang baik dan penggunaan indeks produktifitas.
Prediksi Air-Hilangnya Erosi.
Degradasi lahan yang terjadi selama ini secara umum dikarenakan oleh erosi padluasan tanatertentu. Sehingga hilangnytanah pada karaktetertentumenggambarkasuatu hubungan tanah yang tererosi oleh air. Faktor yang membuattanah menjadi tipis oleh pengikisan yang disebabkan karena pengolahan tanah secara berlebihan. Sehingga tanah yanakadiolah harus diperhatikan secara intensif dengan prediksi dengan menegement yang terorganisir.
Faktor-faktor Utama Erosi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar